Jakarta (ANTARA) - Pelari Kenya Beatrice Chebet memamerkan taktik berlari yang luar biasa untuk merebut medali emas 5.000m putri pada Senin malam waktu setempat di Stade de France, Paris, guna mengakhiri impian juara bertahan Sifan Hassan dari Belanda untuk meraih tiga medali lari jarak jauh.

Pelari yang dijuluki "Smiling Assassin" itu menunggu saat yang tepat sebelum mendahului rekan senegaranya Faith Kipyegon untuk meraih medali emas dalam waktu 14 menit 28,56 detik.

Kipyegon yang juara dunia 5.000 meter putri, melintasi garis finis pada posisi kedua tetapi didiskualifikasi karena mendorong pelari lain pada putaran terakhir.

Keputusan itu membuat Hassan naik ke urutan dua untuk mendapatkan medali perak dengan catatan waktu 14 menit 30,61 detik, sementara pelari Italia Nadia Battocletti meraih perunggu dengan catatan waktu 14 menit 31,64 detik.

Hassan sudah berangan-angan menjadi pelari putri pertama yang memenangkan medali emas 5.000m, 10.000m, dan maraton Olimpiade, yang meniru prestasi legenda lari jarak jauh putra Emile Zatopek dalam Olimpiade Helsinki 1952.

Namun Hassan tidak mampu mengimbangi kecepatan berlari Chebet dan Kipyegon pada putaran terakhir lomba yang mendebarkan itu.

Sukses Chebet merupakan tonggak bersejarah untuk musimnya yang memukau setelah pelari Kenya berusia 24 tahun itu juga mencetak rekor dunia lari 10.000m di Eugene, Oregon pada Mei.

Chebet kini berusaha merebut medali emas 10.000 meter putri yang saat ini dimiliki Hassan pada Jumat pekan ini, demikian AFP.


Baca juga: Lyles optimistis untuk ikuti jejak Usain Bolt di Olimpiade
Baca juga: Mahuchikh hadiahkan emas untuk Ukraina dari lompat tinggi
Baca juga: Katzberg sumbang emas untuk Kanada dari lontar martil