Dalam laman IBL yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin, pemain bernomor punggung tujuh itu tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya dengan memeluk rekan-rekan setim, saat berhasil mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta di Indoor Stadium SC, Tangerang, Banten, Minggu (4/8), melalui rekor kemenangan 2-1 dalam format best of three.
Penantian sejak 2018 bergabung dengan Pelita Jaya, membuat dirinya sangat berbahagia bisa membantu klub meraih juara, setelah tiga kali berturut-turut menjadi runner up IBL.
"Ini bukan tentang saya. Ini semua kerja tim," kata Prastawa.
Baca juga: Pelita Jaya juara IBL 2024
Dia mengawali karier profesional bersama Aspac di musim 2012-13. Pada akhir musim, dia terpilih sebagai "Rookie of The Year" dan mendapatkan trofi juara IBL pertamanya.
Kemudian, musim 2013-14, pemain setinggi 1,73 meter itu juga membantu Aspac mempertahankan gelar juara liga.
Namun, gelar sejak saat itu Prastawa belum pernah lagi meraih juara IBL.
Saat bergabung dengan klub kebanggaan warga Jakarta, Pelita Jaya, Prastawa telah menjelma menjadi ikon klub sekaligus kapten tim.
Dia membawa Pelita Jaya masuk final tiga musim berturut-turut, yaitu di tahun 2021, 2022, dan 2023.
Tetapi tiga tahun tersebut harus berakhir dengan kecewa, karena timnya hanya mampu menjadi runner up.
Baca juga: Youbel: Saya harap playoff IBL musim depan format "best of five"
Baca juga: Arti Juara IBL bagi pemain dan pelatih Pelita Jaya