Dalam laman Kemenpora yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin, ia menyatakan penyelenggaraan IBL yang baru pertama kali menerapkan format itu bisa meningkatkan atmosfer kompetisi dan memberikan pengalaman yang lebih beragam bagi pemain dan penonton.
"Dengan pengembangan yang tepat, diharapkan industri bola basket nasional bisa maju pesat, sehingga dapat melahirkan atlet-atlet berbakat yang siap memperkuat timnas Indonesia di masa depan," kata dia.
Dito berharap, format yang diterapkan tersebut bisa terus dikembangkan untuk meningkatkan antusiasme dan loyalitas penggemar bola basket di Indonesia.
Pada saat menonton pertandingan final ketiga IBL di Indoor Stadium SC, Tangerang, Banten, Minggu (4/8), Dito juga menjadi orang yang menyerahkan piala kepada juara.
Dito menyerahkan piala kepada Pelita Jaya Jakarta, setelah menang dari Satria Muda dengan skor 73-65.
Baca juga: Pelatih Satria Muda dan Pelita Jaya puji format home-away IBL
Sebelum musim 2024, IBL menggunakan format atau sistem kompetisi series dari satu kota ke kota lainnya.
Namun, mulai tahun ini 14 klub peserta IBL melakoni total 26 pertandingan, dengan 13 kali laga kandang dan 13 tandang pada babak reguler.
Sedangkan terkait salary cap, manajemen IBL membuat aturan maksimal gaji sebanyak Rp10 miliar untuk seluruh pemain dalam klub.
Baca juga: Menpora apresiasi format laga kandang-tandang pada playoff IBL
Baca juga: Dirut IBL: Format "home-away" efektif bangkitkan animo masyarakat