Kuta (ANTARA News) - Keripik dan kacang menjadi salah satu andalan ekspor industri kecil dan menengah (IKM) karena terbukti disukai para turis mancanegara yang mengunjungi Indonesia.

Makanan yang dikemas seperti keripik dan kacang menjadi andalan turis (mancanegara) untuk oleh-oleh," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, pada lokakarya pendalaman kebijakan industri, di Kuta, Bali, Jum'at.

Selain keripik dan kacang, lanjut dia, dodol juga menjadi kegemaran turis, turis terutama dari kawasan Timur Tengah untuk oleh-oleh.

"Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) belanja makanan para turis yang datang ke Indonesia mencapai sekitar Rp100 ribu sampai Rp150 ribu per orang," kata Euis.

Bila kunjungan turis mancanegara mencapai tujuh juta orang per tahun saja, kata dia, belanja makanan mereka mencapai sekitar Rp1,05 triliun per tahun.

"Para turis itu, terutama yang datang ke Bali, banyak yang 'menenteng' makanan-makanan tersebut untuk oleh-oleh ke kerabat mereka," ujar Euis.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar IKM pangan, terutama yang berlokasi di sekitar daerah wisata membuat kemasan kecil-kecil untuk produk pangan yang mereka buat dan pasarkan, agar sesuai selera turis yang biasanya menjadikan pangan sebagai oleh-oleh.

Meski mengakui belum memiliki peta IKM pangan yang mampu ekspor, namun Euis memperkirakan sekitar 25 persen produk pangan mampu bersaing di pasar ekspor, terutama produk yang pernah dicicipi dan disukai para turis yang datang.

"Saya memperkirakan ada 100 sampai 150-an IKM pangan yang mampu menembus pasar ekspor," ujar Euis yang mengatakan pernah melakukan survei kecil-kecilan ke sebuah pameran untuk mengetahui kemampuan ekspor IKM pangan. (*)