Jakarta (ANTARA) - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Cholil Nafis mengungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hassanudin Wahid tidak mengonfirmasikan kehadiran usai diundang panitia khusus (pansus) yang mengurus hubungan kedua organisasi tersebut.
"Hari ini sebenarnya kami mengundang Sekjen PKB, yaitu Hassanudin Wahid yang harusnya hadir pada jam 12.30 WIB menurut undangan kami, tetapi kami tunggu sampai jam 14.30 tadi, saya turun dari atas juga belum ada konfirmasi kedatangannya," katanya selaku Anggota Tim Panel Pansus PBNU di Kantor PBNU, Jakarta, Senin.
Menurut dia, kehadiran Hassanudin Wahid sangat diperlukan sebagai upaya silaturahim sebagai warga NU yang telah diundang PBNU secara resmi.
"Kedua, tentu adalah info-info berkenaan dengan PKB, dan bagaimana juga menyusun hubungan yang baik antara PKB dengan PBNU, tetapi beliau sampai sekarang belum hadir," ujarnya.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa PBNU sebelumnya telah membentuk pansus untuk menyinkronkan dan mengharmoniskan hubungan dengan PKB sebagai bentuk tindak lanjut hasil pleno yang lalu.
"Yang lalu ditunjuk Anwar Iskandar, Wakil Rais Aam PBNU dan Amin Said Husni sebagai juga Wakil Ketua Umum. Kemudian membentuk beberapa orang, tim panel, melakukan pendalaman-pendalaman," jelasnya.
Ia mengatakan informasi tersebut akan dihimpun menjadi rekomendasi kepada PBNU terkait langkah yang bisa diambil untuk mengharmoniskan hubungan dengan PKB.
"Sebagaimana sudah diketahui, minggu lalu (Rabu, 31/7), Lukman Edy, mantan Sekjen PKB sudah diundang ke PBNU, dan hadir, dan kita bercakap banyak hal, dan juga mendapat informasi yang banyak," katanya menambahkan.
Baca juga: Pansus PBNU undang Sekjen PKB Hasanuddin Wahid pada 5 Agustus
Baca juga: Persoalan sistematik di balik konflik PKB dan PBNU
Baca juga: Mantan Sekjen PKB bertemu Pansus PBNU dalami masalah NU-PKB
Pansus PBNU: Sekjen PKB tidak mengonfirmasikan kehadiran
5 Agustus 2024 17:10 WIB
Rais Syuriah PBNU sekaligus Anggota Tim Panel Pansus PBNU Cholil Nafis (tengah) di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (05/08/2024). (ANTARA/Rio Feisal)
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: