Surabaya (ANTARA News) - Kendati Bupati Sidoarjo, Drs Win Hendarso, telah merekomendasikan air lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc dibuang ke Kali Porong, namun tidak akan mengubah nasib ribuan masyarakat di Kecamatan Porong, Sidoarjo, yang sudah terlanjur menderita, demikian Walhi. "Saya menduga kondisi darurat seperti ini sudah diskenario sejak jauh hari, sehingga kalau lumpur itu benar-benar dibuang ke Kali Porong atau laut, tidak ada lagi yang menyalahkan Lapindo," Dewan Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Syafruddin Ngulma Simeulue, kepada ANTARA di Mojokerto, Jumat malam. Keputusan membuat air lumpur ke Kali Porong berdasarkan kesepakatan antara Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso, Wakil Bupati, H. Saiful Ilah, Wakil Ketua DPRD Sidoarjom Jalaluddin Alham, dan Dandim 0816 Sidoarjom Letkol Art Dedi Solikhin, serta masyarakat Besuki, Jumat petang. Air lumpur yang dibuang ke Kali Porong, terutama yang berada di wilayah Desa Mindi, Pejarakan, dan Besuki, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Langkah darurat ini dilakukan demi mengutamakan keselamatan manusia daripada biota di Kali Porong. Terkait keputusan tersebut, Bupati Win Hendrarso segera menghubungi Menneg Lingkungan Hidup (MLH), Rachmat Witoelar, dan Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, guna melaporkan langkah darurat tersebut. Win Hendarso juga segera minta Lapindo Brantas mengirim pompa untuk membuang air lumpur ke Kali Porong. Dari lokasi genangan lumpur panas ke Kali Porong berjarak sekitar dua kilemter, dan beberapa kilometer bermuara di pantai timur Sidoarjo. "Saat ini sudah tidak lagi bicara soal lingkungan, tapi bagaimana menyelamatkan masyarakat di sejumlah desa di Porong," kata Syafruddin. Ia menegaskan, apa pun yang dilakukan Lapindo Brantas, tidak akan mengurangi kesengsaraan dan penderitaan yang dialami ribuan masyarakat di Kecamatan Porong, Sidoarjo. "Selain masalah lingkungan yang sudah rusak, kondisi budaya masyarakat Porong juga hancur dan hilang," tambahnya. Syafruddin justru menyesalkan sikap para pakar geologi atau ahli lainnya, yang baru beberapa waktu terakhir gencar mengeluarkan pernyataan soal semburan lumpur panas itu. "Harusnya sejak awal kejadian ini, lembaga yang punya kapasitas dalam masalah ini mencarikan solusi terbaik untuk menghentikan semburan lumpur. Kalau tiba-tiba sekarang ada keputusan dibuang ke Kali Porong, anak kecil saja bisa ngomong begitu," tegasnya. Mantan Direktur Eksekutif Walhi Jatim ini juga menyesalkan tidak adanya pejabat, baik di pusat maupun daerah, yang menyalahkan Lapindo Brantas atas musibah yang menyengsarakan ribuan mayarakat Sidoarjo ini. (*)