Airlangga sebut Jawa masih jadi penyumbang pertumbuhan PDB tertinggi
5 Agustus 2024 16:26 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Q2-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (5/8/2024) (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, wilayah Pulau Jawa masih menjadi penyumbang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tertinggi, yakni sebesar 57,04 persen pada triwulan II 2024.
Ia mengatakan, perekonomian wilayah Pulau Jawa masih terkonsentrasi pada sektor manufaktur.
“Kita bicara pertumbuhan di Jawa dan Sumatera, Jawa yang manufaktur, Sumatera yang berbasis perkebunan,” kata Airlangga saat konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Q2-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin.
Namun secara keseluruhan, Airlangga menilai semua wilayah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Wilayah Maluku Papua mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 8,45 persen, Sulawesi sebesar 6,07 persen, Bali Nusra dengan PDRB sebesar 6,84.
"Tentu Bali Nusra ini ada faktor juga dari faktor pertambangan di Newmont atau di Amman," ujarnya.
Kemudian untuk PDRB wilayah Kalimantan 5,22 persen, Jawa 4,92 persen, dan Sumatera 4,48 persen.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2024.
Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.231 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year (yoy) tumbuh 5,05 persen,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta.
Ditinjau dari sumber pertumbuhan, konsumsi rumah tangga masih jadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62 persen. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2024 utamanya didorong oleh perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih, serta Idul Adha.
Sumber pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang berkontribusi sebesar 1,32 persen, konsumsi pemerintah 0,10 persen, dan net ekspor 0,25 persen.
Secara umum, seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif.
Selain itu, komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,98 persen. Komponen ini berkontribusi sebesar 1,32 persen terhadap PDB secara umum.
Ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan tinggi, masing-masing sebesar 8,28 persen dan 8,57 persen. Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor migas dan nonmigas, sedangkan peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong.
Sementara PMTB tumbuh 4,43 persen dan konsumsi pemerintah tumbuh 1,42 persen.
Baca juga: LPEM FEB UI proyeksi PDB triwulan II 2024 tumbuh 4,97-5,01 persen yoy
Baca juga: Pemerintah target turunkan biaya logistik jadi 8 persen dari PDB
Ia mengatakan, perekonomian wilayah Pulau Jawa masih terkonsentrasi pada sektor manufaktur.
“Kita bicara pertumbuhan di Jawa dan Sumatera, Jawa yang manufaktur, Sumatera yang berbasis perkebunan,” kata Airlangga saat konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi Q2-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin.
Namun secara keseluruhan, Airlangga menilai semua wilayah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Wilayah Maluku Papua mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 8,45 persen, Sulawesi sebesar 6,07 persen, Bali Nusra dengan PDRB sebesar 6,84.
"Tentu Bali Nusra ini ada faktor juga dari faktor pertambangan di Newmont atau di Amman," ujarnya.
Kemudian untuk PDRB wilayah Kalimantan 5,22 persen, Jawa 4,92 persen, dan Sumatera 4,48 persen.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2024.
Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.231 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year (yoy) tumbuh 5,05 persen,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta.
Ditinjau dari sumber pertumbuhan, konsumsi rumah tangga masih jadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62 persen. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2024 utamanya didorong oleh perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih, serta Idul Adha.
Sumber pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang berkontribusi sebesar 1,32 persen, konsumsi pemerintah 0,10 persen, dan net ekspor 0,25 persen.
Secara umum, seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif.
Selain itu, komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,98 persen. Komponen ini berkontribusi sebesar 1,32 persen terhadap PDB secara umum.
Ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan tinggi, masing-masing sebesar 8,28 persen dan 8,57 persen. Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor migas dan nonmigas, sedangkan peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong.
Sementara PMTB tumbuh 4,43 persen dan konsumsi pemerintah tumbuh 1,42 persen.
Baca juga: LPEM FEB UI proyeksi PDB triwulan II 2024 tumbuh 4,97-5,01 persen yoy
Baca juga: Pemerintah target turunkan biaya logistik jadi 8 persen dari PDB
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: