"Mulai besok Jumat (14/3), Kepala BNPB Syamsul Maarif langsung memimpin operasi di daerah kita," kata Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman saat dihubungi melalui telepon selulernya dari Pekanbaru, Kamis.
Pada hari Kamis itu, lanjutnya, Syamsul sudah terbang dari Jakarta menuju Bandara Internasional Minangkabau Padang yang ditempuh sekitar 1,30 jam dan kemudian ke Kota Pekanbaru lewat jalur darat selama sekitar 7 jam.
Meski demikian, kata Wagub Riau yang akrab disapa Andi Rachman, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sudah minta pemerintah pusat untuk menambah peralatan dalam mengatasi karhutla yang kian menjadi-jadi.
"Kita sudah minta pesawat lebih besar untuk operasi water bombing (bom air)," katanya.
Dia juga menegaskan, Pemprov Riau tidak hanya tinggal diam dalam mengatasi kabut asap yang terjadi di seluruh wilayah provinsi ini. Sebab, semua upaya terus dilakukan hingga keadaan bisa teratasi dan pihaknya belum menyerah.
"Kami minta dukungan berupa doa dan mari terus berdoa melalui salat sunnah Istisqa. Berkali-kali dilakukan, juga tidak apa-apa," ucapnya.
Wagub juga tidak bosan untuk mengimbau warga masyarakat di Riau untuk terus selalu menjaga kesehatan diri masing-masing terutama ibu yang sedang hamil, balita dan anak-anak agar menghindari kegiatan di luar rumah.
Menanggapi status darurat asap yang juga telah ditetapakan Sumatera Barat, dia mengaku ikut prihatin. "Kita juga mengajak masyarakat Sumatera Barat untuk sama-sama berdoa agar bencana kabut asap ini bisa segera teratasi," katanya.
Berdasarkan pantauan satelit yang dilihatnya bersama Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto pada fasilitas yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sumber asap tidak hanya dari Riau.
"Asap juga berasal dari Malaysia yang dibawa angin menuju barat. Bahkan dari pantauan itu, kita lihat juga titik api banyak di Kamboja dan Vietnam," jelasnya.
Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto pekan lalu mengatakan, sekitar 13.009 hektare lahan di Provinsi Riau telah hangus terbakar pada kurun enam pekan terakhir.
Data operasi lapangan Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau mencatat, sekitar 10.618 hektare lahan terbakar sudah dalam kondisi padam dari 13.009 hektare yang terbakar, namun sebagian besar masih berasap.
(M046/T007)