Jakarta (ANTARA News) - Peserta konvensi bakal calon Presiden dari Partai Demokrat, Gita Wirjawan, berpendapat sistem konvensi partai politik dalam menentukan calon pemimpin, dapat menjadi perwujudan demokrasi kepemimpinan yang membawa harapan rakyat.
Hal itu karena, dalam konvensi terdapat kompetisi bagi para bakal calon pemimpin. Oleh karena itu konvensi politik harus berjalan adil, dan mampu memaparkan kompetensi, kapabilitas, rekam jejak, etika dan kesantunan para bakal calon pemimpin.
"Rakyat mengikuti dan mencatat. Oleh karenanya kompetisi yang sehat wajib dijunjung tinggi agar di mata rakyat, tidak saja memperlihatkan kompetensi, kapabilitas, rekam jejak tapi etika dan kesantunan," kata Gita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Gita tidak sependapat dengan anggapan jika konvensi dipandang sebagai langkah politik pragmatis. Konvensi, kata dia, harus memiliki semangat untuk mencari figur pemimpin bangsa yang cerdas, tegas, bervisi dan santun.
Konvensi untuk mencari calon pemimpin, dia sebut sebagai terobosan dalam proses demokrasi di Indonesia. Meskipun begitu, konvensi politik sebenarnya sudah dijalankan oleh Partai Golkar pada Pemilu 2004.
"Konvensi benar-benar dimaksudkan untuk mencari figur pemimpin yang cerdas, tegas, bervisi dan santun," kata Mantan Menteri Perdagangan ini.
Hal itu pula yang membuat Gita semangat berpartisipasi dalam Konvensi Partai Demokrat. Dia mengklaim konvensi Demokrat tidak didesain sebagai kepentingan praktis dan pragmatis, namun memiliki tujuan yang bermanfaat untuk konteks luas bagi bangsa dan negara, terutama untuk menghadirkan calon pemimpin yang sesuai harapan rakyat.
"Target saya (di Konvensi Demokrat) memenangkan hati rakyat. Itu saja tanpa perlu manuver kiri kanan apalagi menghalalkan segala cara, mengalir saja," ujar Gita yang masih bersaing ketat dengan 10 peserta konvensi Partai Demokrat lainnya.(*)
Konvensi parpol jalan mengakomodir harapan rakyat
13 Maret 2014 20:37 WIB
Gita Wirjawan (ANTARA FOTO/R.Sukendi)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: