Jakarta (ANTARA) - Tujuh brand produk berbasis kulit dari Rumah Produksi Bersama (RPB) Garut yang telah lolos kurasi menjadi primadona dalam ajang Indonesia Clothing Summit 2024, pesta produk lokal fesyen yang menyasar pelaku UMKM dari kalangan milenial dan generasi Z.

"Produk kulit asal Garut ini telah membuktikan ketahanannya selama lebih dari 100 tahun dan terus mengikuti tren pasar dari masa ke masa," ucap Direktur Utama SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada, dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Kementerian Koperasi dan UKM tahun ini telah membentuk rumah produksi bersama bagi UMKM perajin kulit asal Garut, dengan tujuan memperkuat hilirisasi produk, meningkatkan kualitas SDM UMKM, dan menyediakan fasilitas mesin produksi berteknologi laser cutting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

"Partisipasi UMKM anggota Rumah Produksi Bersama Garut di Indonesia Clothing Summit ini membuktikan bahwa produk kulit domba khas Garut memiliki kualitas tinggi dan nilai jual yang terjangkau bagi masyarakat, dengan desain yang selalu mengikuti tren terkini," ucap Wientor.

Sebagai contoh, sebuah produk tas selempang kulit dari UMKM de Rusa dijual seharga Rp650 ribu per buah. Namun, karena dipasarkan melalui Indonesia Clothing Summit, harga tersebut diskon menjadi Rp550 ribu per buah.

Indonesia Clothing Summit 2024 merupakan kolaborasi dari berbagai platform event dan fashion, seperti Jakcloth Summer Fest 2024, Open Trip, RAW Club, Out Fest, Beauty Hunter, IIOT Fest, Muslim Market Indonesia, serta para pemilik brand lokal di Indonesia. Acara ini menampilkan 1.300 brand fashion lokal.

Smesco menargetkan konsumen Gen X, Y, dan Z pecinta produk fashion lokal dalam pameran itu.

"Banyak produsen brand clothing lokal yang berasal dari generasi milenial telah berhasil membuka lapangan kerja bagi Gen Z. Dengan terselenggaranya kolaborasi ini, kami berharap dapat tercipta ekosistem pasar yang berkelanjutan,” ucap Wientor.

Bagi Wientor, Indonesia Clothing Summit 2024 tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga menyediakan fasilitas untuk terbentuknya jaringan dan kolaborasi antar pelaku usaha sandang, baik lokal maupun nasional.

Acara ini mempertemukan pemilik brand pakaian dari generasi muda yang tertarik dalam bisnis pakaian, sebagai upaya mewujudkan program fashionpreneur yang bertujuan menciptakan 1.000 pengusaha muda di industri sandang dan mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) di masa depan.

Baca juga: Industri kulit Garut diminta diimbangi baiknya pengolahan limbah
Baca juga: Pemkab Garut wajibkan seragam ASN berbahan fesyen kulit bantu UKM
Baca juga: KemenKopUKM beri pelatihan perajin kulit Garut tingkatkan daya saing