BPBD petakan daerah rawan di sekitar Gunung Slamet
13 Maret 2014 12:18 WIB
Warga berada di luar rumah saat abu vulkanik Gunung Slamet menghujani Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (12/3). Pejabat terkait mengimbau masyarakat waspada dan siaga mengantisipasi kemungkinan gunung api itu meletus.(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Purbalingga (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memetakan daerah yang rawan terkena dampak letusan Gunung Slamet.
"Di Purbalingga ada 10 desa yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga Priyo Satmoko, Kamis.
Ia menambahkan, desa-desa itu tersebar di Kecamatan Karangreja, Mrebet, Kutasari dan Bojongsari.
Menurut dia, ada dua desa yang terdekat dengan Gunung Slamet, jaraknya sekitar sembilan kilometer dari puncak gunung, yakni Desa Kutabawa dan Serang di Kecamatan Karangreja.
"Desa-desa lainnya jaraknya dengan Gunung Slamet lebih dari 10 kilometer," katanya.
BPBD Purbalingga, menurut dia, akan memfokuskan kegiatan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kemungkinan Gunung Slamet meletus di Dusun Bambangan dan Gunungmalang, yang jaraknya paling dekat dengan Gunung Slamet.
Namun BPBD Purbalingga belum mengidentifikasi jumlah seluruh warga yang rentan terdampak bencana di sekitar gunung api tersebut.
"Di Dusun Bambangan terdapat sekitar 1.000 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa, namun kami belum mengidentifikasi jumlah warga yang rentan. Besok, kami bersama TNI dan Polri akan menggelar gladi lapang di Dusun Bambangan," kata dia.
Ketika ditanya mengenai titik evakuasi yang disiapkan, dia mengatakan bahwa BPBD bersama Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga belum selesai menyiapkannya.
BPBD dan Kodim 0702/Purbalingga, kata dia, berencana menyiapkan dua hingga tiga jalur evakuasi sesuai kondisi lapangan.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana sampai sekarang Gunung Slamet yang berada di kabupaten Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Banyumas masih berstatus "waspada", aktivitas vulkaniknya di atas normal.
"Masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak boleh mendekati radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet," katanya.
"Di Purbalingga ada 10 desa yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga Priyo Satmoko, Kamis.
Ia menambahkan, desa-desa itu tersebar di Kecamatan Karangreja, Mrebet, Kutasari dan Bojongsari.
Menurut dia, ada dua desa yang terdekat dengan Gunung Slamet, jaraknya sekitar sembilan kilometer dari puncak gunung, yakni Desa Kutabawa dan Serang di Kecamatan Karangreja.
"Desa-desa lainnya jaraknya dengan Gunung Slamet lebih dari 10 kilometer," katanya.
BPBD Purbalingga, menurut dia, akan memfokuskan kegiatan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kemungkinan Gunung Slamet meletus di Dusun Bambangan dan Gunungmalang, yang jaraknya paling dekat dengan Gunung Slamet.
Namun BPBD Purbalingga belum mengidentifikasi jumlah seluruh warga yang rentan terdampak bencana di sekitar gunung api tersebut.
"Di Dusun Bambangan terdapat sekitar 1.000 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa, namun kami belum mengidentifikasi jumlah warga yang rentan. Besok, kami bersama TNI dan Polri akan menggelar gladi lapang di Dusun Bambangan," kata dia.
Ketika ditanya mengenai titik evakuasi yang disiapkan, dia mengatakan bahwa BPBD bersama Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga belum selesai menyiapkannya.
BPBD dan Kodim 0702/Purbalingga, kata dia, berencana menyiapkan dua hingga tiga jalur evakuasi sesuai kondisi lapangan.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana sampai sekarang Gunung Slamet yang berada di kabupaten Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Banyumas masih berstatus "waspada", aktivitas vulkaniknya di atas normal.
"Masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak boleh mendekati radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: