Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kepedihan selalu menyertai setiap tragedi dan kecelakaan transportasi, termasuk MH370 Malaysia Airlines, yang dinyatakan hilang sejak Sabtu lalu (8/3). "Anak dan menantuku seharusnya pulang hari ini," demikian ungkap seorang ibu yang terus menangis meratapi nasib anak dan menantunya, penumpang MH370 itu.


"Isteri saya sangat merindukan mereka (anak dan menantunya). Itulah yang membuatnya terus menangis," kata Zamani Zakaria (56), bapak dari Mohd Razahan (23) satu dari 227 penumpang pesawat naas itu.

Zamani seperti dikutip media terbitan Kuala Lumpur, Kamis, menjelaskan, istrinya, Kamariah Sharif (55) terus menangis terisak-isak di luar lobi hotel sebelum memasuki hotel, pada Rabu siang (12/3).

Dia dan isterinya senantiasa menatap foto Razahan yang ada di telepon selularnya dan selepas itu, istrinya tidak dapat membendung tangisnya.

Razahan, adalah anak sulung dari pasangan ini. Razahan dan istrinya (Norli Akmar Hamid) pergi ke Beijing menaiki pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak pukul 01.30 Sabtu dinihari (8/3).

Pasangan ini pergi ke Beijing untuk berbulan madu.

Sebelum ini, Sarjan Hamid Ramlan (orang tua Norli) menyebutkan bahwa anak dan menantunya yang telah mendirikan rumah tangga pada 6 Oktober 2012 pergi ke Beijing karena rencana berbulan madu ke Cameron Highland sebelum ini tidak kesampaian.

"Dia ke Beijing untuk bulan madu. Sebelumnya mereka berencana berbulan madu ke Cameron Highland, tapi tidak kesampaian," ungkapnya.

Sementara itu, pemerintah Malaysia sampai hari keenam ini belum berhasil menemukan lokasi pesawat yang hilang tersebut.

Bahkan, Pemangku Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein menyampaikan pencarian akan diperluas di Laut China Selatan dan Selat Melaka dengan melibatkan 12 negara dalam pencarian MH370 itu.