Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Irak terkait rencana pembangunan teknologi dan kilang untuk menjamin pasokan minyak.

Kerja sama itu dituangkan dalam Penandatanganan "Minutes of Meeting (MoM) penyelesaian draft Letter of Intent (LoI)" suplai minyak antara Indonesia dan Irak yang dilakukan Ketua Delegasi RI Dirjen Migas Kementerian ESDM, A Edy Hermantoro dan Delegasi Irak dipimpin Director General for Midland Oil Company, Ministry of Oil Iraq, Delman N. Abdullah pada "The 1st Indonesian-Iraq Joint Working Group" di Kuta, Bali, Selasa.

Ketua Delegasi Republik Indonesia, A. Edy Hermantoro menyatakan hubungan bilateral Indonesia dan Irak telah berlangsung lama dan memiliki beberapa kesamaan sosial budaya.

Selain itu, menurut dia, sumber daya migas kedua negara juga menjadi salah satu penguat kerja sama bilateral Indonesia dan Irak.

"Pemerintah dan bisnis Irak makin mengarahkan pandangannya ke Asia Tenggara sejak beberapa tahun ini. Dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia amat menarik perhatian mereka," katanya.

Ia mengatakan kerja sama migas antara kedua negara ini semakin erat pada saat kunjungan Deputy Prime Minister for Energy Republik Irak, Hussain al-Shahristani ke Indonesia pada 24--27 Juni 2012.

Pertemuan bilateral tersebut telah membuka peluang kerja yang lebih besar di antara kedua negara.

"Saat itu, kedua negara sepakat untuk menuangkan bentuk kerja sama secara konkret dalam sebuah MoU yang kemudian rencananya akan disusul dengan semacam "Letter of Intent" (LOI) antara kedua negara," ucapnya.

Sebagai bentuk implementasi dari MoU tersebut, Edy Hermantoro mengaku disepakati dilaksanakan "Joint Working Group" yang pertama di Indonesia. Pertemuan itu membahas mengenai migas, kelistrikan, mineral dan batubara, energi baru terbarukan dan konservasi energi, kediklatan dan kelitbangan.

Edy Hermantoro lebih lanjut mengatakan Pemerintah Indonesia sangat optimistis dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara.

"Diharapkan Irak akan memberikan kesempatan positif atau membuka peluang bisnis dan investasi yang luas untuk Indonesia," katanya.(*)