Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan siap berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilu Presiden 2014.
"Soal koalisi dengan PDIP, kita terbuka. Begitu juga dengan partai lain. Apalagi PDIP dan PKB memiliki irisan ideologis dan juga irisan konstituensi politik," kata Ketua DPP PKB M Hanif Dhakiri di Jakarta, Selasa.
Menurut Hanif, secara ideologis PKB maupun PDIP memiliki kesamaan pandangan dalam hal nasionalisme dan visi kedaulatan Indonesia di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Dari segi konstituensi politik, kata dia, baik PKB maupun PDIP pun dominan di basis perdesaan.
"Desa-desa itu umumnya berisikan warga Nahdlyin dan kaum Marhaen. Jadi tak ada masalah di tingkat akar rumput. Dan ini memang saat Indonesia membangun desa, saatnya desa mengepung kota," kata Hanif.
Menurut Hanif, PKB telah merancang wacana koalisi tersebut, namun PKB baru memutuskan langkah setelah Pemilu Legislatif 9 April 2014.
Saat ini, kata dia, baik PKB maupun PDIP tengah berkomunikasi politik di berbagai level.
"Kami berharap, pemilu tahun ini menghasilkan kepemimpinan politik yang mencerminkan realitas sosiologis masyarakat Indonesia," kata Sekretaris Fraksi PKB DPR RI itu.
Ia mengatakan PKB ingin membangun koalisi yang lebih strategis, permanen, dan jangka panjang.
"Koalisi berdasar hasil pemilu legislatif semata itu sifatnya taktis dan jangka pendek," kata Ketua Umum DKN Garda Bangsa itu.
Sejak pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara langsung pada 2004, belum sekalipun PKB berkoalisi dengan PDIP.
Pada putaran pertama Pilpres 2004, PKB berkoalisi dengan Golkar mengusung Wiranto-Salahuddin Wahid. Karena jagonya tidak lolos, di putaran kedua PKB bergabung dengan koalisi partai pengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla.
Pada Pilpres 2009, PKB sejak awal sudah bergabung dalam koalisi partai pengusung SBY-Boediono.(*)
PKB siap berkoalisi dengan PDIP dalam pilpres
11 Maret 2014 19:47 WIB
Partai Kebangkitan Bangsa (ANTARA News/Grafis)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: