Rupiah meningkat di tengah penurunan inflasi domestik
2 Agustus 2024 16:01 WIB
Pegawai BI Sulut saat melakukan sosialisasi sistem pebayaran dan keaslian uang rupiah di Pulau Intata, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut (24/6/2024). ANTARA/HO-BI Sulut.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, ditutup meningkat di tengah penurunan inflasi domestik pada Juli 2024.
Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.237 per dolar AS.
"Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Ibrahim menuturkan deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar. Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun.
Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11 persen), cabai merah (-0,09 persen), tomat (-0,07 persen), dan daging ayam ras (-0,04 persen).
Di saat yang sama, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Menurut komponennya, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen (month-to-month) dengan andil 0,12 persen. Komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan andil 0,02 persen. Sementara komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 1,92 persen dengan andil deflasi 0,32 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp16.234 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.243 per dolar AS.
Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.237 per dolar AS.
"Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Ibrahim menuturkan deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar. Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun.
Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11 persen), cabai merah (-0,09 persen), tomat (-0,07 persen), dan daging ayam ras (-0,04 persen).
Di saat yang sama, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Menurut komponennya, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen (month-to-month) dengan andil 0,12 persen. Komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan andil 0,02 persen. Sementara komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 1,92 persen dengan andil deflasi 0,32 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp16.234 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.243 per dolar AS.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: