Jakarta (ANTARA News) - Supervisor Yayasan Peduli Tunadaksa, M Syaid, menilai Kota Jakarta masih kurang ramah bagi penyandang disabilitas, dari sisi sisi fasilitas umum dan sosial.

"Jakarta masih minim fasilitas umum dan lembaga atau organisasi untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Menurut saya, kota yang paling ramah terhadap penyandang disabilitas adalah Yogyakarta dan Surakarta," kata M Syaid di Jakarta, Selasa.

Syaid mengatakan penyandang disabilitas perlu diberdayakan agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun, karena minimnya fasilitas, pemberdayaan penyandang disabilitas dinilai masih kurang.

Sementara itu, salah seorang tunadaksa yang tinggal di Jakarta berharap fasilitas umum dan sosial bagi penyandang disabilitas bisa ditambah untuk memudahkan mereka beraktivitas dan melakukan kegiatan produktif.

"Masih banyak fasilitas umum yang tidak bisa digunakan penyandang disabilitas karena kekurangan fisik kami. Tentu saja kami berharap fasilitas-fasilitas itu lebih ramah misalnya shelter TransJakarta khusus penyandang disabilitas," kata Haerul Saleh

Meskipun fasilitas umum masih belum memadai, tetapi Haerul yang pergelangan tangan kiri dan ibu jari kanannya diamputasi karena kecelakaan kerja itu berpendapat perlakuan masyarakat Jakarta lebih baik bila dibandingkan di daerah asalnya, Jember.

Untuk memberdayakan para penyandang disabilitas, Yayasan Peduli Tunadaksa bekerja sama dengan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Asuransi Jiwa Sequis Life selama ini aktif memberikan kaki palsu kepada para tunadaksa.

Namun, Syaid mengatakan tunadaksa yang sudah memiliki kaki palsu masih di bawah 10 persen.

"Penyandang tunadaksa secara nasional mencapai lebih dari 1 juta jiwa. Saat ini yang sudah memiliki kaki palsu baru mencapai 71.000. Jadi belum ada 10 persennya," katanya.