Kementan komitmen perkuat infrastruktur pangan nasional
2 Agustus 2024 00:19 WIB
Menteri Pertanian Amdi Amran Sulaiman (ketiga kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kiri), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) foto bersama dalam Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi di Jakarta, Rabu (31/7/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen menguatkan pembangunan infrastruktur pangan terutama dalam meningkatkan produksi padi nasional guna mencegah krisis pangan.
"Penguatan tersebut dilakukan melalui pembangunan embung, irigasi, mekanisasi, dan penciptaan lahan pertanian baru melalui optimalisasi lahan rawa yang saat ini terus digencarkan," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Arief menyampaikan bahwa sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendapatkan penghargaan construction excellence awards atas kontribusi dan dedikasinya terhadap pembangunan infrastruktur nasional, terutama sektor pertanian selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Penghargaan ini diberikan langsung Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Andi Rukma Nurdin dalam acara Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi pada Rabu 31 Juli kemarin," ujar Arief.
Menurut Arief, Mentan Amran memberikan perhatian besar terhadap infrastruktur pertanian. Kementan terus memperkuat infrastruktur pertanian seperti pembangunan dan rehabilitasi irigasi, modernisasi dan mekanisasi pertanian, serta pembangunan infrastruktur pendukung dan jalan usaha tani.
“Kementan bisa melakukan pembangunan masif di bidang infrastruktur pertanian karena Menteri Pertanian melakukan refocusing anggaran 2015 – 2017 sebesar Rp12,2 triliun. Kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial direvisi menjadi anggaran untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur pertanian,” jelas Arief.
Pada periode pertama kepemimpinannya tahun 2014 – 2019, Arief menyebutkan bahwa Kementan berhasil membangun dan merehabilitasi sekitar 3,4 juta hektare irigasi. Ini termasuk irigasi baru dan perbaikan irigasi existing.
Kementan saat itu juga memasifkan modernisasi dan mekanisasi pertanian melalui pemberian bantuan traktor, combine harvester, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) lainnya. Tercatat Kementan mendistribusikan lebih dari 300 ribu unit alsintan kepada petani di seluruh Indonesia.
Kementan pada periode pertama kepemimpinan Amran juga bersinergi dengan Kementerian PUPR untuk membangun embung dalam meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian, terutama di daerah-daerah rawan kekeringan. Pada periode 2014 – 2019, pemerintah berhasil membangun lebih dari 4.000 embung di berbagai daerah di Indonesia.
“Terobosan ini mampu mendongkrak produktivitas lahan yang sebelumnya kurang optimal karena kekurangan air,” ungkap Arief.
Berbagai terobosan Amran di bidang infrastruktur pertanian berdampak pada peningkatan produksi pangan. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, dan 2020, selain juga swasembada untuk komoditas jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, dan telur.
Terobosan infrastruktur pertanian juga berdampak pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian. PDB Pertanian pada akhir tahun 2014 hanya mencapai Rp880,40 triliun. Lalu meningkat menjadi Rp906,80 triliun (2015), Rp936,40 triliun (2016), Rp969,80 triliun (2017), dan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yang mencapai Rp1.005,40 triliun.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, saat kembali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober tahun lalu, Amran terus memberikan gebrakan-gebrakan di bidang infrastruktur pertanian. Apalagi saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan potensi krisis pangan global dan dampak perubahan iklim kekeringan.
Pada tahun 2024, Kementan mengusung program pompanisasi sebagai solusi cepat mengantisipasi dampak kekeringan pada produksi pangan nasional. Kementan telah menargetkan 75.000 unit pompa untuk disebar di banyak titik irigasi di Indonesia. Sejauh ini, telah diaplikasikan pompa sebanyak 63.000 unit.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan program pompanisasi merupakan solusi cepat untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri.
"Dengan pompanisasi yang biasanya tanam satu kali menjadi tiga kali. Biasanya karena tergantung hujan, tetapi ketika kita tumpahkan air itu langsung bisa menjadi tanam tiga kali," kata Mentan.
Kementan saat ini juga menggiatkan optimasi lahan rawa yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pertanian.
Bekerja sama dengan TNI, Kementan telah mengembangkan optimasi lahan rawa di daerah seperti Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan dan Ogan Ilir di Sumatera Selatan.
Dengan berbagai terobosan telah dilaksanakan, Amran mengharapkan Indonesia akan kembali mengejar swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
"Swasembada diusahakan dalam waktu cepat. Insya Allah tidak lebih dari tiga tahun kita akan swasembada (pangan) kembali," katanya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa infrastruktur juga meliputi sektor pertanian.
"Kalau kita melihat anggaran infrastruktur itu tidak hanya di Kementerian PUPR saja, tetapi juga ada di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan," ujar Jakarta, Rabu (31/7).
Berkat sumbangannya pada pembangunan nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia.
Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya, dirinya berfokus pada pembangunan berbagai infrastruktur, termasuk infrastruktur konstruksi, energi, industri, dan juga pangan.
"Penguatan tersebut dilakukan melalui pembangunan embung, irigasi, mekanisasi, dan penciptaan lahan pertanian baru melalui optimalisasi lahan rawa yang saat ini terus digencarkan," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Arief menyampaikan bahwa sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendapatkan penghargaan construction excellence awards atas kontribusi dan dedikasinya terhadap pembangunan infrastruktur nasional, terutama sektor pertanian selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Penghargaan ini diberikan langsung Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Andi Rukma Nurdin dalam acara Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi pada Rabu 31 Juli kemarin," ujar Arief.
Menurut Arief, Mentan Amran memberikan perhatian besar terhadap infrastruktur pertanian. Kementan terus memperkuat infrastruktur pertanian seperti pembangunan dan rehabilitasi irigasi, modernisasi dan mekanisasi pertanian, serta pembangunan infrastruktur pendukung dan jalan usaha tani.
“Kementan bisa melakukan pembangunan masif di bidang infrastruktur pertanian karena Menteri Pertanian melakukan refocusing anggaran 2015 – 2017 sebesar Rp12,2 triliun. Kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial direvisi menjadi anggaran untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur pertanian,” jelas Arief.
Pada periode pertama kepemimpinannya tahun 2014 – 2019, Arief menyebutkan bahwa Kementan berhasil membangun dan merehabilitasi sekitar 3,4 juta hektare irigasi. Ini termasuk irigasi baru dan perbaikan irigasi existing.
Kementan saat itu juga memasifkan modernisasi dan mekanisasi pertanian melalui pemberian bantuan traktor, combine harvester, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) lainnya. Tercatat Kementan mendistribusikan lebih dari 300 ribu unit alsintan kepada petani di seluruh Indonesia.
Kementan pada periode pertama kepemimpinan Amran juga bersinergi dengan Kementerian PUPR untuk membangun embung dalam meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian, terutama di daerah-daerah rawan kekeringan. Pada periode 2014 – 2019, pemerintah berhasil membangun lebih dari 4.000 embung di berbagai daerah di Indonesia.
“Terobosan ini mampu mendongkrak produktivitas lahan yang sebelumnya kurang optimal karena kekurangan air,” ungkap Arief.
Berbagai terobosan Amran di bidang infrastruktur pertanian berdampak pada peningkatan produksi pangan. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, dan 2020, selain juga swasembada untuk komoditas jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, dan telur.
Terobosan infrastruktur pertanian juga berdampak pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian. PDB Pertanian pada akhir tahun 2014 hanya mencapai Rp880,40 triliun. Lalu meningkat menjadi Rp906,80 triliun (2015), Rp936,40 triliun (2016), Rp969,80 triliun (2017), dan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yang mencapai Rp1.005,40 triliun.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, saat kembali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober tahun lalu, Amran terus memberikan gebrakan-gebrakan di bidang infrastruktur pertanian. Apalagi saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan potensi krisis pangan global dan dampak perubahan iklim kekeringan.
Pada tahun 2024, Kementan mengusung program pompanisasi sebagai solusi cepat mengantisipasi dampak kekeringan pada produksi pangan nasional. Kementan telah menargetkan 75.000 unit pompa untuk disebar di banyak titik irigasi di Indonesia. Sejauh ini, telah diaplikasikan pompa sebanyak 63.000 unit.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan program pompanisasi merupakan solusi cepat untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri.
"Dengan pompanisasi yang biasanya tanam satu kali menjadi tiga kali. Biasanya karena tergantung hujan, tetapi ketika kita tumpahkan air itu langsung bisa menjadi tanam tiga kali," kata Mentan.
Kementan saat ini juga menggiatkan optimasi lahan rawa yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pertanian.
Bekerja sama dengan TNI, Kementan telah mengembangkan optimasi lahan rawa di daerah seperti Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan dan Ogan Ilir di Sumatera Selatan.
Dengan berbagai terobosan telah dilaksanakan, Amran mengharapkan Indonesia akan kembali mengejar swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
"Swasembada diusahakan dalam waktu cepat. Insya Allah tidak lebih dari tiga tahun kita akan swasembada (pangan) kembali," katanya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa infrastruktur juga meliputi sektor pertanian.
"Kalau kita melihat anggaran infrastruktur itu tidak hanya di Kementerian PUPR saja, tetapi juga ada di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan," ujar Jakarta, Rabu (31/7).
Berkat sumbangannya pada pembangunan nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia.
Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya, dirinya berfokus pada pembangunan berbagai infrastruktur, termasuk infrastruktur konstruksi, energi, industri, dan juga pangan.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: