Menkop UKM minta UMKM bentuk holding usaha agar bisa IPO
1 Agustus 2024 22:11 WIB
Pengunjung salah satu stan pameran Indonesia Clothing Summit 2024, di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (1/8/2024). ANTARA/Shofi Ayudiana
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki meminta pelaku UMKM untuk membentuk holding usaha, sehingga dapat memperluas sumber pendanaan melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Saat membuka Indonesia Clothing Summit 2024, di Jakarta, Kamis, Teten mengatakan bahwa inisiasi tersebut perlu dilakukan karena pelaku usaha harus mempunyai aset minimal Rp50 miliar agar bisa IPO dan melantai di bursa melalui papan akselerasi.
Namun, ternyata belum banyak pelaku usaha UMKM yang memiliki aset sebanyak itu. Teten menyebut, mayoritas dari mereka baru memiliki nilai aset sekitar Rp10 miliar hingga Rp20 miliar.
Ia mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kendala tersebut, salah satunya melalui security crowdfunding, sebuah metode penggalangan dana yang memungkinkan perusahaan, terutama UMKM, untuk mendapatkan modal dari banyak investor melalui platform online.
Namun, upaya tersebut tak dapat dilakukan, sehingga Teten mengusulkan untuk membentuk holding usaha berdasarkan jenis produknya.
“Misalnya UMKM yang memproduksi sepatu atau memiliki kedai kopi dapat bergabung dalam satu holding company. Ini tidak akan menghilangkan brand-nya,” ujar Teten.
Dengan demikian, mereka dapat menggabungkan aset dan memenuhi persyaratan untuk IPO.
Menurut Teten, model bisnis ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelaku usaha yang mengalami kerugian finansial untuk melakukan restrukturisasi bisnis. Di sisi lain, langkah ini juga dinilai akan meningkatkan daya saing UMKM Indonesia dengan produk luar.
“Apabila model bisnis ini tidak kita lakukan, kita pasti kalah dengan brand-brand luar yang masuk dengan pendekatan berantai, yang semuanya terkonsolidasi, terintegrasi,” katanya lagi.
Teten menyebut hingga saat ini sudah ada 44 UMKM yang IPO. Ia menargetkan 10 UMKM bisa melantai di bursa pada tahun ini.
Baca juga: Teten: Kemenkop UKM dan BEI proaktif cari UMKM yang bisa IPO
Baca juga: Menkop UKM targetkan 10 UKM bisa IPO tahun ini
Saat membuka Indonesia Clothing Summit 2024, di Jakarta, Kamis, Teten mengatakan bahwa inisiasi tersebut perlu dilakukan karena pelaku usaha harus mempunyai aset minimal Rp50 miliar agar bisa IPO dan melantai di bursa melalui papan akselerasi.
Namun, ternyata belum banyak pelaku usaha UMKM yang memiliki aset sebanyak itu. Teten menyebut, mayoritas dari mereka baru memiliki nilai aset sekitar Rp10 miliar hingga Rp20 miliar.
Ia mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kendala tersebut, salah satunya melalui security crowdfunding, sebuah metode penggalangan dana yang memungkinkan perusahaan, terutama UMKM, untuk mendapatkan modal dari banyak investor melalui platform online.
Namun, upaya tersebut tak dapat dilakukan, sehingga Teten mengusulkan untuk membentuk holding usaha berdasarkan jenis produknya.
“Misalnya UMKM yang memproduksi sepatu atau memiliki kedai kopi dapat bergabung dalam satu holding company. Ini tidak akan menghilangkan brand-nya,” ujar Teten.
Dengan demikian, mereka dapat menggabungkan aset dan memenuhi persyaratan untuk IPO.
Menurut Teten, model bisnis ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelaku usaha yang mengalami kerugian finansial untuk melakukan restrukturisasi bisnis. Di sisi lain, langkah ini juga dinilai akan meningkatkan daya saing UMKM Indonesia dengan produk luar.
“Apabila model bisnis ini tidak kita lakukan, kita pasti kalah dengan brand-brand luar yang masuk dengan pendekatan berantai, yang semuanya terkonsolidasi, terintegrasi,” katanya lagi.
Teten menyebut hingga saat ini sudah ada 44 UMKM yang IPO. Ia menargetkan 10 UMKM bisa melantai di bursa pada tahun ini.
Baca juga: Teten: Kemenkop UKM dan BEI proaktif cari UMKM yang bisa IPO
Baca juga: Menkop UKM targetkan 10 UKM bisa IPO tahun ini
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: