Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon berharap agar eskalasi konflik di Timur Tengah tidak meningkat akibat tewasnya Pemimpin Politik Hamas Palestina Ismail Haniyeh oleh Israel.

"Ini (serangan Israel) provokasi terhadap upaya-upaya damai yang sebenarnya sedang mengerucut," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pernyataan-pernyataan pemimpin di Timur Tengah juga cukup mengkhawatirkan dalam merespons tewasnya Ismail Haniyeh, yang tewas akibat serangan Israel di Teheran, Iran (31/7/2024).

Beberapa waktu lalu, dia mengaku sempat bertemu dengan Ismail Haniyeh dan mendengar bahwa Palestina sangat terbuka untuk menempuh negosiasi perdamaian. Bahkan, menurutnya, Ismail juga menyetujui rencana yang dibuat oleh Presiden AS Joe Biden untuk menangani konflik Israel-Palestina itu.

"Tapi justru kan pihak Israel yang tidak pernah mau mengindahkan, menuruti apa yang disampaikan," kata Fadli.
Walaupun tak berharap eskalasi meningkat, dia pun mengutuk atas tindakan yang dilakukan Israel itu hingga menyebabkan tewasnya pemimpin Palestina. Dia pun sangat berduka atas wafatnya Ismail Haniyeh yang pada beberapa waktu lalu sempat bertemu dengannya.

"Tindakan itu saya kira adalah satu tindakan yang menghambat upaya pembicaraan, diplomasi, dialog damai antara pihak-pihak yang sedang berperang," katanya.


Sebelumnya, Kantor Berita Rusia Sputnik mewartakan bahwa gerakan perlawanan Palestina Hamas menyatakan Ismail Haniyeh, petinggi politik gerakan tersebut, meninggal dunia akibat serangan Israel pada tempat tinggalnya di Teheran, Iran.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar. Ismail Haniyeh," kata pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya (31/7/2024).

"Pemimpin gerakan meninggal dunia akibat serangan Zionis laknat pada tempat tinggalnya di Teheran setelah mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran yang baru," ucap Hamas.