Ada siswi diculik, murid SMPN 101 Jakarta diimbau lebih berhati-hati
1 Agustus 2024 21:22 WIB
Selembar poster di Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, yang menunjukkan wajah pria tak dikenal yang menculik dan merampok harta seorang siswi SMPN 101 Jakarta berinisial S, Rabu (31/7/2024). ANTARA/HO
Jakarta (ANTARA) - Murid SMPN 101 di Palmerah, Jakarta Barat, diimbau untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap orang yang tidak dikenal.
Imbauan disampaikan oleh Kepala SMPN 101 Jakarta, Yuni Supangkat menyusul ada siswi kelas 8 sekolah itu yang berinisial S diculik dan dirampok oleh pria tidak dikenal pada Kamis (25/7) lalu.
"Pertama, ketika di hari Senin (pasca kejadian) kan langsung hari Senin ada kegiatan, langsung kami memberikan pengarahan kepada guru maupun siswa agar satu ketika ada orang yang tidak dikenal maka tidak begitu percaya saja," kata Yuni saat dihubungi di Jakarta pada Kamis.
Kemudian, kata Yuni, murid harus memberitahu kepada guru serta petugas dalam sekolah jika ada orang tidak dikenal datang menjemput.
Baca juga: Kepsek SMP di Palmerah sebar foto pelaku yang rampok harta siswinya
"Yang kedua, juga kepada para guru ataupun petugas itu, harus mengecek orang yang bersangkutan siapa, kemudian mengonfirmasi betulkah ini ada kakak atau saudara mereka (murid)," katanya.
Jangan sampai informasi menjadi tidak akurat. "Dikonfirmasi dahulu apabila ada sebuah informasi," kata Yuni.
Mengenai siswi S yang diculik dan dirampok oleh pria yang tidak dikenal pada Kamis (25/7) sekira pukul 05.21 WIB, Yuni menyebutkan bahwa pihak sekolah tidak pernah mewajibkan muridnya untuk datang pada jam tersebut.
Siswi S hanya berinisiatif datang pukul 05.21 WIB atas inisiatifnya sendiri karena dia adalah Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Baca juga: Polisi dalami motif penculikan bocah perempuan di Jakpus
"Mau meluruskan, kami tidak pernah menugaskan anak-anak untuk piket (jam 05.21 WIB), memang kebiasaan siswa itu datang pagi sampai jam segitu sudah pada datang," kata Yuni.
Saat kejadian, petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah sedang izin lantaran kakaknya sedang sakit.
"Karena satpam enggak bisa jadi tukang sapu jaga. Pada saat itu, satpam kakaknya sedang sakit keras, meninggal Jumat, yang ada saat itu ada petugas kebersihan sekolah," kata Yuni.
Saat itulah pria tak dikenal masuk ke lingkungan sekolah dan memanggil siswi S lalu memberinya informasi palsu bahwa ibu S yang mengantar S ke sekolah mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku penculikan anak di Jakarta Selatan
Siswi S pun menanyakan ciri-ciri ibunya dan pria tak dikenal itu menjabarkannya dengan benar. Siswi S pun mengikuti pria itu hingga kemudian siswi S dijarah hartanya.
Yuni Supangat telah menyebar selebaran wajah pria tak dikenal yang menculik dan merampok harta siswinya yang berinisial S.
Selebaran-selebaran itu ditempel di sejumlah titik Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat.
"Jadi kami itu dari Babinsa diintruksikan untuk memasang wajah pelaku. Karena memang pelaku itu kemarin kan belum sampai ditangkap, masih diintai terus," kata Yani di SMPN 101 Jakarta, Rabu (31/7).
Imbauan disampaikan oleh Kepala SMPN 101 Jakarta, Yuni Supangkat menyusul ada siswi kelas 8 sekolah itu yang berinisial S diculik dan dirampok oleh pria tidak dikenal pada Kamis (25/7) lalu.
"Pertama, ketika di hari Senin (pasca kejadian) kan langsung hari Senin ada kegiatan, langsung kami memberikan pengarahan kepada guru maupun siswa agar satu ketika ada orang yang tidak dikenal maka tidak begitu percaya saja," kata Yuni saat dihubungi di Jakarta pada Kamis.
Kemudian, kata Yuni, murid harus memberitahu kepada guru serta petugas dalam sekolah jika ada orang tidak dikenal datang menjemput.
Baca juga: Kepsek SMP di Palmerah sebar foto pelaku yang rampok harta siswinya
"Yang kedua, juga kepada para guru ataupun petugas itu, harus mengecek orang yang bersangkutan siapa, kemudian mengonfirmasi betulkah ini ada kakak atau saudara mereka (murid)," katanya.
Jangan sampai informasi menjadi tidak akurat. "Dikonfirmasi dahulu apabila ada sebuah informasi," kata Yuni.
Mengenai siswi S yang diculik dan dirampok oleh pria yang tidak dikenal pada Kamis (25/7) sekira pukul 05.21 WIB, Yuni menyebutkan bahwa pihak sekolah tidak pernah mewajibkan muridnya untuk datang pada jam tersebut.
Siswi S hanya berinisiatif datang pukul 05.21 WIB atas inisiatifnya sendiri karena dia adalah Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Baca juga: Polisi dalami motif penculikan bocah perempuan di Jakpus
"Mau meluruskan, kami tidak pernah menugaskan anak-anak untuk piket (jam 05.21 WIB), memang kebiasaan siswa itu datang pagi sampai jam segitu sudah pada datang," kata Yuni.
Saat kejadian, petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah sedang izin lantaran kakaknya sedang sakit.
"Karena satpam enggak bisa jadi tukang sapu jaga. Pada saat itu, satpam kakaknya sedang sakit keras, meninggal Jumat, yang ada saat itu ada petugas kebersihan sekolah," kata Yuni.
Saat itulah pria tak dikenal masuk ke lingkungan sekolah dan memanggil siswi S lalu memberinya informasi palsu bahwa ibu S yang mengantar S ke sekolah mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku penculikan anak di Jakarta Selatan
Siswi S pun menanyakan ciri-ciri ibunya dan pria tak dikenal itu menjabarkannya dengan benar. Siswi S pun mengikuti pria itu hingga kemudian siswi S dijarah hartanya.
Yuni Supangat telah menyebar selebaran wajah pria tak dikenal yang menculik dan merampok harta siswinya yang berinisial S.
Selebaran-selebaran itu ditempel di sejumlah titik Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat.
"Jadi kami itu dari Babinsa diintruksikan untuk memasang wajah pelaku. Karena memang pelaku itu kemarin kan belum sampai ditangkap, masih diintai terus," kata Yani di SMPN 101 Jakarta, Rabu (31/7).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: