Jakarta (ANTARA) - Terdapat banyak kasus terkait ibu yang baru melahirkan hanya bisa memproduksi sedikit ASI atau bahkan tidak dapat mengeluarkan ASI sama sekali.

Situasi tersebut tentunya membuat para ibu baru merasa stress dan kewalahan karena merasa khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi buah hatinya.

Ada sejumlah hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI, hormon adalah salah satunya.

1. Hormon prolactin

Hormon prolaktin terbentuk secara alami di tubuh wanita menjelang persalinan dan setelah melahirkan. Ketika puting ibu dihisap oleh bayi, payudara akan merangsang otak untuk melepaskan hormon prolaktin.

Dengan demikian, semakin sering ibu menyusui, semakin banyak hormon prolaktin yang akan dihasilkan sehingga produksi ASI bisa terus berlangsung.

2. Hormon oksitosin

Hormon oksitosin dapat memicu rangsangan pada payudara yang membuat ASI mengalir keluar dari puting saat diperah dan membantu bayi untuk mendapatkan ASI dengan mudah.

Hormon oksitosin bekerja ketika bayi mengisap payudara ibunya. Hormon ini juga muncul ketika ibu melihat, menyentuh, mencium bayi, atau saat mendengar bayinya menangis.

Adapun beberapa hal yang bisa menjadi penyebab ASI tidak mau keluar adalah sebagai berikut:
  • Anda memiliki kondisi medis seperti diabetes atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • Kelahiran bayi prematur
  • Anda mengalami obesitas.
  • Menjalani persalinan sesar.
  • Memiliki kondisi tiroid.
  • Mengalami kelahiran traumatis atau perdarahan pascapersalinan.
Cara merangsang produksi ASI

Berikut tips yang bisa membantu Ibu untuk merangsang ASI keluar, yaitu :
  • Berikan ASI kepada bayi secara langsung dari payudara
Isapan bayi merupakan salah satu cara alami yang paling efektif untuk merangsang produksi ASI.
  • Berikan ASI sambil memerah
Memerah sambil menyusui membuat produksi ASI pada payudara yang diperah bisa keluar lebih banyak.
  • Perah ASI setelah menyusui
Produksi ASI optimal apabila payudara kosong sehingga penting bagi ibu untuk menjaga produksi ASI dengan cara mengosongkan payudaranya terlebih dahulu.
  • Perah dengan teknik power pumping
Power pumping dilakukan dengan cara berikut :
1. Perah kedua payudara selama 20 menit, kemudian istirahat selama 10 menit
2. Perah kedua payudara selama 10 menit, kemudian istirahat selama 10 menit
3. Perah kedua payudara kembali selama 10 menit

  • Konsumsi air putih
Untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh, Ibu perlu minum air putih setidaknya 2-3 liter air putih setiap harinya.

  • Melakukan pijat oksitosin untuk melancarkan produksi ASI
Pijat oksitosin adalah pijatan yang dilakukan di sepanjang tulang belakang sebagai upaya untuk melancarkan produksi ASI.
  • Dapatkan istirahat yang cukup
Dengan mendapatkan istirahat yang cukup dapat membuat sang ibu menjadi lebih relax dan tidak stress dalam masa menyusui.

Secara fisiologis bayi akan bertahan selama beberapa hari di awal kehidupannya karena bayi memiliki cadangan lemak coklat sehingga Ibu tidak perlu panik jika ASI belum keluar di hari pertama.

​​​​​​​Bayi bisa bertahan tiga hari bahkan 5 hari tanpa ASI karena masih memiliki lemak sisa dalam kandungan.

Gejala yang perlu di perhatikan dan kemungkinan memerlukan dukungan tenaga kesehatan adalah jika terjadi sebagai berikut:

1. Bayi tampak dehidrasi
Bayi yang dehidrasi memiliki ciri seperti mata yang cekung dan kulit yang kehilangan elastisitas.

2. Bayi terus menangis ketika menyusu dan setelah menyusu

3. Berat badan bayi kembali seperti saat baru dilahirkan.
Setelah berumur 14 hari bayi seharusnya terus bertambah berat badannya.

4. Bayi menjadi lesu dan tidak responsif
Jika Anda melihat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi Anda tidak mendapatkan ASI yang cukup, segera hubungi dokter anak sesegera mungkin.