Jakarta (ANTARA News) - Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengakui pasangan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa bermain bagus pada final All England Super Series Premier 2014 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Minggu.

Meski Jepang bermain bagus, Hendra/Ahsan yang unggulan pertama bermain konsisten sehingga menjuarai All England untuk pertama kalinya dengan 21-19 dan 21-19.

"Pasangan Jepang bermain bagus, mereka memiliki pertahanan yang solid dan tidak gampang mati. Pelatih banyak memberikan masukan kepada kami selama pertandingan final, mereka mengingatkan kami untuk selalu siap," kata Hendra seperti dilansir tim media PBSI.

Kemenangan Hendra/Ahsan di All England selain memiliki arti istimewa bagi sang pemain juga hasil bagus bagi bulutangkis Indonesia karena peringkat satu dunia itu mampu memutus rentetan nasib buruk ganda Indonesia.

Ganda Indonesia terakhir kali menjuarai kejuaraan paling tua di dunia itu pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2003. Butuh waktu 11 tahun untuk pasangan ganda Indonesia untuk menjadi yang terbaik di All England.

"Kami senang sekali bisa memenangkan gelar juara All England, tetapi kami tak mau berpuas diri. Masih banyak tugas kami di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya," kata Mohammad Ahsan.

Meski menang, Hendra mengaku sempat tegang namun sukses diatasinya lewat semangat pantang menyerahnya.

"Kami juga punya keyakinan bisa memenangkan gelar ini. Kami sudah berjuang habis-habisan. Kami juga sudah melakukan persiapan selama sebulan lebih," kata Hendra.

Kemenangan mereka ini dipersembahkan pula untuk keluarga barunya karena baik Hendra Setiawan maupun Mohammad Ahsan baru mendapatkan anggota keluarga baru.

Hendra baru saja mendapatkan anak kembar Februari lalu, sedangkan Ahsan mendapatkan seorang putri yang lahir Januari lalu.

Setelah menjuarai All England, Hendra/Ahsan langsung membidik dua kejuaraan bergensi Piala Thomas di India, Mei mendatang, dan Asian Games di Incheon Korea, September nanti.