Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Kamis pagi ini menduduki nomor dua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB, besaran angka indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan kedua dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.


Angka itu memiliki penjelasan kategori tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sedangkan kualitas udara kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.


Kemudian, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Baca juga: Dokter ingatkan paparan polusi udara bisa sebabkan kanker paru

Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kemudian, kota dengan kualitas udara terburuk pertama yakni Kinshasa, Kongo di angka 187, dan urutan ketiga Cairo City, Mesir di angka 155.

Urutan keempat Tashkent, Uzbekistan di angka 152, urutan kelima Dubai, Uni Emirat Arab di angka 152, dan urutan keenam Medan, Indonesia di angka 147.

Urutan ketujuh Nairobi, Kenya di angka 142, urutan kedelapan Manama, Bahrain di angka 134, urutan kesembilan Santiago, Cile di angka 134, dan urutan kesepuluh Lahore, Pakistan di angka 124.

Baca juga: DKI terus laksanakan uji emisi untuk kurangi polusi udara
Disarankan warga untuk memakai masker saat keluar rumah, perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.

Dinas Lingkungan Hidup DKI sebelumnya, menambah dua mobil kabut air (watermist) sebagai salah satu upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta pada 2024.

Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mendapatkan sokongan dana dari Clean Air Fund melalui program "Breathe Jakarta" untuk meningkatkan kualitas udara.