PLN UIP Sulawesi lakukan dedieselisasi dukung EBT
31 Juli 2024 21:48 WIB
Ilustrasi suasana pengecekan proyek pembangunan PLTMG Luwuk dalam rangka memastikan percepatan penyelesaian pembangunan pembangkit berkapasitas 40 Megawatt (MW) yang terletak di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulteng. Antara/ HO-PLN UIP Sulawesi
Makassar (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melakukan percepatan dedieselisasi (penghentian diesel) untuk mendukung proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan perampungan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk.
“Kami sudah melakukan kunjungan ke proyek pembangunan PLTMG Luwuk dalam rangka memastikan percepatan penyelesaian pembangunan pembangkit berkapasitas 40 megawatt (MW) yang terletak di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulteng,” kata Direktur Manajemen Proyek & EBT PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto dalam keterangan elektroniknya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, pembangunan PLTMG Luwuk ini merupakan salah satu bentuk upaya PLN untuk menurunkan biaya pokok produksi, meningkatkan pendapatan dan menghentikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Baca juga: Delegasi Australia kunjungi stasiun hidrogen milik PLN Indonesia Power
Menurut dia, saat ini kebutuhan listrik di Kabupaten Banggai masih didominasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), sehingga dengan adanya PLTMG Luwuk ini selain akan mengurangi penggunaan BBM untuk operasional PLTD, emisi yang dihasilkan juga lebih rendah karena diperkirakan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 105 ribu ton per tahun.
“Hal ini sejalan dengan upaya transisi energi yang tengah dijalankan,” ujarnya.
Wiluyo mengimbuhkan, pembangunan PLTMG di Kabupaten Banggai ini turut memaksimalkan pemanfaatan potensi gas alam yang ada di wilayah tersebut. Bahan bakar yang digunakan oleh PLTMG Luwuk ini memanfaatkan gas alam yang didapatkan di wilayah Kabupaten Banggai, jadi untuk sisi operasi tidak menggunakan gas impor melainkan memaksimalkan sumber energi gas alam yang tersedia.
Beroperasinya PLTMG ini juga akan meningkatkan daya mampu kelistrikan sistem Luwuk – Toili dari 29 MW menjadi 69 MW, tidak hanya itu dengan pengurangan penggunaan bahan bakar minyak akan turut berkontribusi menghemat Rp20 miliar per bulan untuk operasional PLTD dan berpotensi menambah pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp24 miliar per bulan.
Ia berharap dengan beroperasinya PLTMG Luwuk 40 MW ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya peningkatan perekonomian di wilayah Sulteng khususnya Kabupaten Banggai.
Baca juga: PLN canangkan ARED untuk capai kapasitas EBT 75 persen pada 2040
Kabupaten Banggai memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, sehingga untuk menunjang pengembangan pemanfaatan potensi tersebut PLN mengupayakan agar PLTMG Luwuk dapat segera beroperasi pada akhir 2024.
Senior Manager Operasi Konstruksi (OPK) 1 PLN UIP Sulawesi, Budi Ari Wibowo mengimbuhkan, progres pembangunan PLTMG Luwuk telah melewati milestone first synchronize yang pembangkitnya sudah beroperasi menghasilkan listrik dan sudah dialirkan ke pelanggan.
"Saat ini mesin pembangkit sudah synchron. Harapannya seluruh tahapan pengujian dapat berjalan dengan lancer, sehingga listrik yang dihasilkan dapat disalurkan secara berkelanjutan dan komersil,” jelas Budi.
“Kami sudah melakukan kunjungan ke proyek pembangunan PLTMG Luwuk dalam rangka memastikan percepatan penyelesaian pembangunan pembangkit berkapasitas 40 megawatt (MW) yang terletak di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulteng,” kata Direktur Manajemen Proyek & EBT PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto dalam keterangan elektroniknya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, pembangunan PLTMG Luwuk ini merupakan salah satu bentuk upaya PLN untuk menurunkan biaya pokok produksi, meningkatkan pendapatan dan menghentikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Baca juga: Delegasi Australia kunjungi stasiun hidrogen milik PLN Indonesia Power
Menurut dia, saat ini kebutuhan listrik di Kabupaten Banggai masih didominasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), sehingga dengan adanya PLTMG Luwuk ini selain akan mengurangi penggunaan BBM untuk operasional PLTD, emisi yang dihasilkan juga lebih rendah karena diperkirakan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 105 ribu ton per tahun.
“Hal ini sejalan dengan upaya transisi energi yang tengah dijalankan,” ujarnya.
Wiluyo mengimbuhkan, pembangunan PLTMG di Kabupaten Banggai ini turut memaksimalkan pemanfaatan potensi gas alam yang ada di wilayah tersebut. Bahan bakar yang digunakan oleh PLTMG Luwuk ini memanfaatkan gas alam yang didapatkan di wilayah Kabupaten Banggai, jadi untuk sisi operasi tidak menggunakan gas impor melainkan memaksimalkan sumber energi gas alam yang tersedia.
Beroperasinya PLTMG ini juga akan meningkatkan daya mampu kelistrikan sistem Luwuk – Toili dari 29 MW menjadi 69 MW, tidak hanya itu dengan pengurangan penggunaan bahan bakar minyak akan turut berkontribusi menghemat Rp20 miliar per bulan untuk operasional PLTD dan berpotensi menambah pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp24 miliar per bulan.
Ia berharap dengan beroperasinya PLTMG Luwuk 40 MW ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya peningkatan perekonomian di wilayah Sulteng khususnya Kabupaten Banggai.
Baca juga: PLN canangkan ARED untuk capai kapasitas EBT 75 persen pada 2040
Kabupaten Banggai memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, sehingga untuk menunjang pengembangan pemanfaatan potensi tersebut PLN mengupayakan agar PLTMG Luwuk dapat segera beroperasi pada akhir 2024.
Senior Manager Operasi Konstruksi (OPK) 1 PLN UIP Sulawesi, Budi Ari Wibowo mengimbuhkan, progres pembangunan PLTMG Luwuk telah melewati milestone first synchronize yang pembangkitnya sudah beroperasi menghasilkan listrik dan sudah dialirkan ke pelanggan.
"Saat ini mesin pembangkit sudah synchron. Harapannya seluruh tahapan pengujian dapat berjalan dengan lancer, sehingga listrik yang dihasilkan dapat disalurkan secara berkelanjutan dan komersil,” jelas Budi.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: