Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Rabu.
"Saya mengutuk keras pembunuhan berbahaya yang dilakukan di Teheran terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh," kata Erdogan di media sosial X.
Menurut dia, pembunuhan Haniyeh adalah tindakan keji untuk melemahkan perjuangan bangsa Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.
Erdogan menekankan bahwa pembunuhan ini mencerminkan serangan sebelumnya terhadap tokoh-tokoh Palestina seperti Sheikh Ahmed Yassin dan Abdul Aziz al-Rantisi.
"Kebiadaban Zionis sekali lagi akan gagal mencapai tujuannya," kata dia, menegaskan.
Ia menyerukan sikap bersatu dari dunia Islam untuk mengakhiri penindasan di Gaza dan menegaskan kembali komitmen Turki untuk mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Erdogan mengakhiri pernyataannya dengan memanjatkan doa untuk Haniyeh, menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan rakyat Palestina.
Seperti Turki, Qatar juga mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai tindakan yang dikhawatirkan akan meningkatkan kekacauan di Timur Tengah dan justru "meredupkan" prospek perdamaian.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi yang berbahaya dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.
Hamas mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di kediamannya di Ibu Kota Teheran, Iran.
Televisi pemerintah Iran juga melaporkan kematian Haniyeh, dengan menyatakan bahwa penyelidikan atas pembunuhan tersebut sedang berlangsung dan hasilnya akan segera diumumkan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden Iran: Penjajah akan menyesal telah bunuh pemimpin Hamas
Baca juga: Blinken: AS tidak terlibat dalam pembunuhan Ismail Haniyeh
Turki, Qatar kutuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
31 Juli 2024 20:00 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/HO-Anadolu/www.aa.com.tr
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: