"Sekarang sudah 14 bank (tutup) tapi utamanya sama casenya adalah fraud utamanya. Jadi, penyebab utama dari BPR jatuh adalah fraud, bukan dari dampak pemburukan ekonomi," kata Purbaya dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, ke depan LPS akan memberikan program terkait teknologi informasi untuk memperkuat manajemen atau tata kelola BPR agar terhindar dari fraud.
"Makanya ke depan, kami sedang membuat program yang berhubungan dengan IT (teknologi informasi) supaya kami bisa melatih manajemen BPR supaya lebih sehat lagi ke depannya," ujarnya.
Sejak awal 2024 hingga saat ini, terdapat 14 BPR yang telah dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni BPR Wijaya Kusuma, BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda), BPR Usaha Madani Karya Mulia, dan BPR Pasar Bhakti Sidoarjo.
Baca juga: LPS bayarkan klaim penjaminan nasabah BPR KRI Rp127 miliar
Baca juga: LPS kembangkan sistem IT bantu majukan BPR