Medan (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan dana Rp1,6 miliar untuk pengembangan dan rehabilitasi komoditas jeruk di Karo, Sumatera Utara pascaerupsi Gunung Sinabung.

"Dana sebanyak Rp1,6 miliar itu untuk pengembangan tanaman senilai Rp1,41 miliar dan rehabilitasi lahan pertanian dengan dana Rp199,9 juta," kata Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room.S di Medan, Sabtu.

Pengembangan tanaman jeruk seluas 265 hektare dengan dana Rp1,411 miliar itu bersumber dari APBN, sedangkan rehabilitasi lahan pertanian jeruk 10 hektare dengan jumlah pohon sebanyak 4.000 batang senilai Rp199, 9 juta dari APBD Provinsi Sumut.

"Diharapkan, program pemerintah itu bisa memulihkan tanaman jeruk petani di Karo secara bertahap," katanya.

Roem menyebutkan, seluruh tanaman jeruk di Karo dengan total 7.202,89 hektare terkena dampak bencana erupsi Sinabung itu.

Dari lahan seluas 7.202,89 hektare itu, seluas 1.298,75 hektare mengalami puso.

Menurut dia, selain jeruk, tanaman buah-buahan lainnya juga hampir keseluruhannya terkena mulai pisang dan alpukat.

Petani jeruk dari Karo, R.Sembiring menyebutkan, petani memang sudah diinformasikan akan mendapat bantuan bibit jeruk, tetapi hingga dewasa ini belum diterima.

"Memang petani masih fokus pada perbaikan lahan yang terkena debu dan material Gunung Sinabung lainnya," katanya.

Tanaman jeruk yang rusak mengakibatkan produksi masih tetap saja sedikit sehingga harga jeruk bertahan mahal di kisaran Rp15.000/kg untuk jenis super.