Kemendikbud perkuat pendidikan karakter peserta kursus dan pelatihan
31 Juli 2024 18:06 WIB
Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi serta Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek berkolaborasi dalam memperkuat pendidikan karakter bagi para peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Jakarta pada Rabu (31/7/2024). ANTARA/HO-BKHM Kemendikbudristek
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi serta Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek berkolaborasi dalam memperkuat pendidikan karakter bagi para peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Rabu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati mengatakan pihaknya berkomitmen kuat untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di seluruh satuan pendidikan vokasi.
Hal tersebut sejalan dengan semangat Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal.
"Walaupun belum ada secara eksplisit bagi satuan pendidikan nonformal, tapi seyogyanya sebagai satuan pendidikan vokasi, LKP mempunyai tanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik memiliki nilai lebih sebagai warga negara Indonesia yang lebih bermartabat," ujar Kiki.
Menurut dia, dalam empat tahun terakhir total sudah ada 331.033 lulusan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, di mana 73% lulusannya mampu bekerja dan berwirausaha.
Selain itu, lanjutnya, berdasarkan Data Tracer Study Program PKK 2023, sebanyak 140 lulusan program PKK mampu bekerja di luar negeri.
Atas dasar tersebut, ia menilai penguatan pendidikan karakter menjadi hal penting untuk meningkatkan kecintaan pada negara Indonesia dan menanamkan nilai luhur bangsa yang berkarakter.
"Tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas secara global adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kursus dan Pelatihan Nahdiana mengatakan LKP sebagai satuan pendidikan nonformal mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Dengan adanya SKL tersebut, para peserta didik tidak hanya dituntut untuk terampil secara teknis, tetapi juga memiliki sikap dan tata nilai yang merupakan penerapan dari pendidikan karakter.
"Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk membangun kesadaran diri bagi peserta didik kursus dalam pengamalan nilai-nilai sebagai warga negara Indonesia yang bermartabat sebagai Profil Pelajar Pancasila secara utuh," jelas Nahdiana.
Ia menuturkan karakter peserta didik seperti beriman, mandiri, kreatif, bernalar kritis, dan bergotong-royong jelas sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Oleh karena itu, proses pembelajaran di LKP perlu memastikan penguatan-penguatan karakter peserta didik yang selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
"Rendahnya tingkat ketahanan lulusan menghadapi budaya dunia kerja menjadi refleksi bagi Direktorat Kursus dan Pelatihan. Ada ruang pendidikan karakter yang perlu dikuatkan, dan menjadi perhatian upaya bersama para stakeholder pada kursus dan pelatihan," katanya.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Rabu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati mengatakan pihaknya berkomitmen kuat untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di seluruh satuan pendidikan vokasi.
Hal tersebut sejalan dengan semangat Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal.
"Walaupun belum ada secara eksplisit bagi satuan pendidikan nonformal, tapi seyogyanya sebagai satuan pendidikan vokasi, LKP mempunyai tanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik memiliki nilai lebih sebagai warga negara Indonesia yang lebih bermartabat," ujar Kiki.
Menurut dia, dalam empat tahun terakhir total sudah ada 331.033 lulusan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, di mana 73% lulusannya mampu bekerja dan berwirausaha.
Selain itu, lanjutnya, berdasarkan Data Tracer Study Program PKK 2023, sebanyak 140 lulusan program PKK mampu bekerja di luar negeri.
Atas dasar tersebut, ia menilai penguatan pendidikan karakter menjadi hal penting untuk meningkatkan kecintaan pada negara Indonesia dan menanamkan nilai luhur bangsa yang berkarakter.
"Tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas secara global adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kursus dan Pelatihan Nahdiana mengatakan LKP sebagai satuan pendidikan nonformal mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Dengan adanya SKL tersebut, para peserta didik tidak hanya dituntut untuk terampil secara teknis, tetapi juga memiliki sikap dan tata nilai yang merupakan penerapan dari pendidikan karakter.
"Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk membangun kesadaran diri bagi peserta didik kursus dalam pengamalan nilai-nilai sebagai warga negara Indonesia yang bermartabat sebagai Profil Pelajar Pancasila secara utuh," jelas Nahdiana.
Ia menuturkan karakter peserta didik seperti beriman, mandiri, kreatif, bernalar kritis, dan bergotong-royong jelas sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Oleh karena itu, proses pembelajaran di LKP perlu memastikan penguatan-penguatan karakter peserta didik yang selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
"Rendahnya tingkat ketahanan lulusan menghadapi budaya dunia kerja menjadi refleksi bagi Direktorat Kursus dan Pelatihan. Ada ruang pendidikan karakter yang perlu dikuatkan, dan menjadi perhatian upaya bersama para stakeholder pada kursus dan pelatihan," katanya.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: