Simferopol, Ukraina (ANTARA News) - Menyusul ancaman pelarangan visa dan pembekuan asset para pejabat Moskow serta berbagai kerjasama militer oleh Amerika Serikat dan sanksi ekonomi oleh Uni Eropa, Rusia membalas dengan menunda inspeksi arsenal nuklirnya oleh pihak Barat.




Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berkata kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry bahwa langkah-langkah hukuman akan berbalik menjadi bumerang bagi Washington.




Rusia membuktikan ancamannya itu hari ini ketika seorang pejabat pertahanan Rusia mengatakan bahwa Rusia tengah mempertimbangkan untuk menghentikan inspeksi asing atas arsenal nuklirnya.




"Ancaman tak berdasar kepada Rusia dari Amerika Serikat dan NATO mengenai kebijakannya di Ukraina dipandang kami sebagai bahasa tubuh tak bersahabat yang mensahkan deklarasi sirkumtansi situasi luar biasa," kata sang pejabat kepada media Rusia, menunjuk Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) antara AS dan Rusia dan Dokumen Wina 2011 mengenai penciptaan kesalingpercayaan dengan negara-negara OSCE.




Di lain pihak, perusahaan energi milik negara Gazprom memperingkatkan Ukraina bahwa perusahaan itu akan menghentikan penyaluran gasnya ke negeri itu yang bisa berdampak pada klien-klien Gazprom di Eropa Barat, demikian AFP.