Mendag: Perjanjian dagang Indonesia-GCC diharapkan tingkatkan ekspor
31 Juli 2024 17:41 WIB
Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi (Kiri) dan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Kanan) saat penandatanganan Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Gulf Cooperation Council atau negara Teluk (Indonesia-GCC Free Trade Agreement/I-GCC FTA) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (31/7/2024). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Gulf Cooperation Council atau negara Teluk (Indonesia-GCC Free Trade Agreement/I-GCC FTA) diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke kawasan Teluk.
Zulkifli menyampaikan Indonesia dan negara-negara di kawasan Teluk yang terdiri dari Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar sudah memiliki hubungan yang panjang. Namun khusus untuk perdagangan, belum terjalin dengan maksimal.
"Saya ingin sekali memperkuat dan memperbesar hubungan dagang kita. Sungguh dari hati yang paling dalam mengajak untuk segera menyelesaikan salah satu yang bisa memperbesar perdagangan, yaitu dengan perjanjian ini," ujar Zulkifli dalam peluncuran I-GCC FTA di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Zulkifli menilai hubungan dagang antara Indonesia dan GCC memiliki potensi nilai yang besar. Oleh karenanya, Ia meminta agar perjanjian ini bisa segera diselesaikan.
"Saya mengajak ayo kita bersama-sama untuk meningkatkan perdagangan dua bangsa ini. Kalau kita tidak bisa bikin yang luas, kita bisa bikin FTA yang terbatas," katanya.
Baca juga: Mendag lepas ekspor produk alas kaki senilai Rp6,5 miliar di Salatiga
Baca juga: Mendag: Importir asing sewa gudang untuk pasarkan barang ilegal
Sementara itu, Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi mengatakan perundingan ini akan menitikberatkan pada beberapa sektor seperti perdagangan barang, perdagangan jasa, kepabeanan dan ekonomi Islam.
Secara khusus, sebut Jasem, pada ekonomi Islam akan dibahas masalah investasi, perdagangan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pertambangan, hambatan dagang, sanitasi, kerja sama dan hak cipta.
"Saya dan Menteri Perdagangan (Zulkifli) sepakat bahwa angka bukan tujuan kita. Hubungan dagang antara Teluk dan Indonesia telah mencapai 16 miliar dolar AS dan angka ini terus kita tingkatkan dan kami yakin setelah penandatanganan kesepakatan ini akan meningkatkan angka tersebut," ucap Jasem.
GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman dan Qatar.
Total perdagangan antara Indonesia dan GCC pada periode Januari-Mei 2024 mencapai 6,2 miliar dolar AS.
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar 2,7 miliar dolar AS, sementara impor Indonesia dari GCC mencapai 3,5 miliar dolar AS.
Pada 2023, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai 15,7 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia tercatat sebesar 6,1 miliar dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia tercatat sebesar 9,6 miliar dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia di antaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi.
Sementara komoditas impor utama nonmigas di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.
Baca juga: Kemendag siapkan riset terkait masuknya barang impor ilegal
Baca juga: Mendag: Satgas temukan barang impor ilegal senilai Rp40 miliar
Zulkifli menyampaikan Indonesia dan negara-negara di kawasan Teluk yang terdiri dari Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar sudah memiliki hubungan yang panjang. Namun khusus untuk perdagangan, belum terjalin dengan maksimal.
"Saya ingin sekali memperkuat dan memperbesar hubungan dagang kita. Sungguh dari hati yang paling dalam mengajak untuk segera menyelesaikan salah satu yang bisa memperbesar perdagangan, yaitu dengan perjanjian ini," ujar Zulkifli dalam peluncuran I-GCC FTA di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Zulkifli menilai hubungan dagang antara Indonesia dan GCC memiliki potensi nilai yang besar. Oleh karenanya, Ia meminta agar perjanjian ini bisa segera diselesaikan.
"Saya mengajak ayo kita bersama-sama untuk meningkatkan perdagangan dua bangsa ini. Kalau kita tidak bisa bikin yang luas, kita bisa bikin FTA yang terbatas," katanya.
Baca juga: Mendag lepas ekspor produk alas kaki senilai Rp6,5 miliar di Salatiga
Baca juga: Mendag: Importir asing sewa gudang untuk pasarkan barang ilegal
Sementara itu, Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi mengatakan perundingan ini akan menitikberatkan pada beberapa sektor seperti perdagangan barang, perdagangan jasa, kepabeanan dan ekonomi Islam.
Secara khusus, sebut Jasem, pada ekonomi Islam akan dibahas masalah investasi, perdagangan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pertambangan, hambatan dagang, sanitasi, kerja sama dan hak cipta.
"Saya dan Menteri Perdagangan (Zulkifli) sepakat bahwa angka bukan tujuan kita. Hubungan dagang antara Teluk dan Indonesia telah mencapai 16 miliar dolar AS dan angka ini terus kita tingkatkan dan kami yakin setelah penandatanganan kesepakatan ini akan meningkatkan angka tersebut," ucap Jasem.
GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman dan Qatar.
Total perdagangan antara Indonesia dan GCC pada periode Januari-Mei 2024 mencapai 6,2 miliar dolar AS.
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar 2,7 miliar dolar AS, sementara impor Indonesia dari GCC mencapai 3,5 miliar dolar AS.
Pada 2023, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai 15,7 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia tercatat sebesar 6,1 miliar dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia tercatat sebesar 9,6 miliar dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia di antaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi.
Sementara komoditas impor utama nonmigas di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.
Baca juga: Kemendag siapkan riset terkait masuknya barang impor ilegal
Baca juga: Mendag: Satgas temukan barang impor ilegal senilai Rp40 miliar
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: