Jakarta (ANTARA News) - Sentimen positif pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian nasional telah mendorong nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS dalam beberapa terakhir pada pekan ini.

"Saya melihat (rupiah) masih stabil karena menguatnya dalam arti positif dan ini terjadi karena terjadi demand tinggi terhadap rupiah serta karena sentimen positif kepada Indonesia," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Sabtu.

Menurut Bambang, penguatan rupiah tersebut juga disebabkan oleh aliran modal masuk (inflow) ke Indonesia, setelah pemerintah berhasil mengatasi masalah dalam neraca transaksi berjalan yang selama berbulan-bulan mengalami defisit.

"Investor global banyak yang kembali ke emerging market dan mereka mencari yang risikonya paling kecil, yaitu Indonesia, karena current account deficit kita relatif kecil dibandingkan negara fragile five lainnya. Inflow itu lumayan memperkuat rupiah," ujarnya.

Bambang memastikan nilai rupiah saat ini sudah mencerminkan fundamentalnya, sesuai dengan kondisi pada defisit neraca transaksi berjalan yang makin mengecil sejak pemberlakuan paket kebijakan ekonomi pada Agustus 2013.

"Kalau current account deficit masih defisit, tidak mungkin rupiah dibawah Rp10 ribu, karena tidak sesuai dengan fundamental. Kalau terlalu over, rupiah akan murah, ekspor akan jadi masalah karena kurang kompetitif dan impor akan besar," katanya.

Namun, meskipun kondisi ekonomi makro mulai membaik, pemerintah akan terus waspada terhadap kemungkinan datangnya kembali gejolak dan tekanan eksternal yang dapat menganggu fundamental perekonomian domestik.

"Kita akan tetap waspada, karena market investor hari ini bilang positif, besok mereka bilang negatif. Kita tidak tahu sentimen apa yang bisa timbul dari global. Aspek ekonomi kita harus ekstra waspada agar jangan pernah merasa tekanannya sudah berakhir, karena suatu saat bisa datang lagi," kata Bambang.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore (7/3) bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp11.413 dibanding sebelumnya Rp11.432 per dolar AS.

Sementara rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat, menguat menjadi Rp11.395 dibanding sebelumnya Kamis (6/2) di posisi Rp11.554 per dolar AS.