Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengkajian Islam Jakarta (PPIJ) mengajak dewan masjid dan tokoh agama bisa melibatkan masjid untuk membantu pemerintah dalam penanganan tengkes (stunting).

“Kami mencoba membangun koordinasi seluruh masjid di Jakarta untuk menjadi pusat penanganan stunting yang menjadi program unggulan Pj Gubernur DKI Jakarta,” kata
Kepala Sub Divisi Informasi Komunikasi Pusat Pengkajian Perkembangan Islam Jakarta (PPIJ) Paimun Abdul Karim dalam seminar bertajuk "Penanganan Stunting Berbasis Masjid" di Jakarta, Rabu,

Ia menjelaskan PPIJ sudah berkoordinasi dengan empat unsur mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dewan Masjid, Kemenag untuk menjadikan masjid sebagai pusat penanganan stunting.

Ia mengatakan program penanganan stunting sudah dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di sejumlah masjid dan ini yang akan diimplementasikan di Jakarta.

Mulai dari pemberian makanan gratis, program Jumat Berkah, pengajian yang menambah wawasan orang tua tentang pentingnya menjaga gizi anak agar terhindar stunting.

Menurut dia tidak hanya program fisik yang dilakukan tapi juga menambah wawasan perempuan yang akan menikah agar anak yang akan dikandung dan dilahirkan tidak terkena stunting.

Menurut dia melalui program ini pihaknya berupaya membantu pemerintah daerah terlibat dalam penanganan kasus stunting di Jakarta.

“Kami membangun sistem informasi yang nantinya akan kolaborasi dengan seluruh masjid terkait data stunting dan program mana yang sudah dijalankan. Kami juga melibatkan tokoh agama dan ulama agar pesan terkait stunting ini sampai kepada masyarakat,” kata dia.

Sementara Kabag Mental Spiritual Biro Pendidikan Mental DKI Jakarta Aceng Zaini mengatakan melalui program ini Pemprov DKI Jakarta dapat berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menggelorakan bahwa tumbuh anak itu penting.

“Anak harus cerdas, sehat dan pintar karena itu semangat kita semua agar anak-anak di DKI Jakarta tumbuh sehat,” kata dia.

Menurut dia melalui seminar ini peserta juga diberikan informasi pentingnya asupan gizi bahkan sebelum ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan yang berpengaruh pada kognitif anak.

“Penanganan stunting berbasis masjid ini juga dapat membangun spiritual anak, tidak hanya sehat secara fisik tapi juga mental,” kata dia.

Sekretaris Panitia Venti menyebutkan ada 130 peserta yang mengikuti seminar ini yang terdiri dari penyuluh agama dari Binmas Islam Kemenag, unsur masjid, unsur dinas Kesehatan dari sukarelawan, dan kader posyandu.

“Ini kegiatan pertama yang dilakukan dengan menggelar seminar dan mempersiapkan sistem informasi penanganan stunting melalui website yang disediakan oleh Jakarta Islamic Center (JIC) yang berkolaborasi dengan masjid,” kata dia.

Sebelumnya berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi balita stunting di Jakarta masih berada di angka 14,8 persen.
Baca juga: Jaksel intervensi spesifik dan sensitif untuk atasi stunting
Baca juga: Jakpus sosialisasi pentingnya kesehatan sejak remaja cegah tengkes
Baca juga: Pemkot Jakpus prioritaskan penanganan tengkes di tiga kecamatan