Menko Luhut ajak investor kembangkan industri hijau Kalimantan Utara
31 Juli 2024 16:19 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) membuka acara The 2nd International and Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta, Rabu (31/7/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak investor untuk menanamkan modal di wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara, guna mengembangkan industri hijau yang ada di wilayah tersebut.
“Kami ingin melihat industri carbon capture storage (CCS) menjadi bisnis yang besar ke depannya, dan mengajak investor asing untuk menanamkan modalnya di wilayah-wilayah seperti Kalimantan,” ujar Luhut dalam sambutannya ketika membuka acara The 2nd International and Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta, Rabu.
Luhut menjelaskan, Indonesia memiliki pabrik petrokimia terbesar di Kalimantan Utara dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahun.
Sebelumnya, Luhut juga pernah mengatakan kawasan industri hijau Kaltara akan mengembangkan electronic alumina berkapasitas 3 juta ton, besi dan baja berkapasitas 5 juta ton, baterai energi baru sebesar 265 GWh, juga industri Polycristalline Silicon (polisilicon) berkapasitas 1,4 juta ton.
“Jadi, saya rasa dalam 7–8 tahun mendatang, kita bisa melihat produk-produk hijau (ramah lingkungan/green products) dari wilayah ini,” kata Luhut.
Luhut menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin dalam industri hijau. Dengan meningkatkan efisiensi, terutama di bidang regulasi, Luhut meyakini Indonesia akan memainkan peran vital dalam perkembangan industri hijau.
“Kami mampu membangun industri daur ulang untuk mendapatkan bijih nikel dari baterai bekas di kawasan Morowali (Sulawesi Tengah). Strategi seperti ini yang saya rasa dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin di industri ini,” kata Luhut.
Ia menekankan bahwa bagi Indonesia, pengembangan CCS adalah salah satu langkah penting untuk memajukan industri hijau tanah air.
Oleh karena itu, ia berupaya untuk menyederhanakan regulasi di Indonesia, sehingga para investor dapat menanamkan modal dengan mudah di Indonesia untuk mendukung pengembangan CCS.
“CCS sangat-sangat penting bagi Indonesia, dan kami akan membuat regulasi yang sederhana,” kata dia.
Baca juga: Menko Luhut bentuk satgas perbaikan investasi hulumigas
Baca juga: Menko Luhut bidik Afrika jadi pasar baterai EVIndonesia
Baca juga: Pemerintah luncurkan simbara nikel-timah guna perbaiki tata kelola SDA
“Kami ingin melihat industri carbon capture storage (CCS) menjadi bisnis yang besar ke depannya, dan mengajak investor asing untuk menanamkan modalnya di wilayah-wilayah seperti Kalimantan,” ujar Luhut dalam sambutannya ketika membuka acara The 2nd International and Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta, Rabu.
Luhut menjelaskan, Indonesia memiliki pabrik petrokimia terbesar di Kalimantan Utara dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahun.
Sebelumnya, Luhut juga pernah mengatakan kawasan industri hijau Kaltara akan mengembangkan electronic alumina berkapasitas 3 juta ton, besi dan baja berkapasitas 5 juta ton, baterai energi baru sebesar 265 GWh, juga industri Polycristalline Silicon (polisilicon) berkapasitas 1,4 juta ton.
“Jadi, saya rasa dalam 7–8 tahun mendatang, kita bisa melihat produk-produk hijau (ramah lingkungan/green products) dari wilayah ini,” kata Luhut.
Luhut menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin dalam industri hijau. Dengan meningkatkan efisiensi, terutama di bidang regulasi, Luhut meyakini Indonesia akan memainkan peran vital dalam perkembangan industri hijau.
“Kami mampu membangun industri daur ulang untuk mendapatkan bijih nikel dari baterai bekas di kawasan Morowali (Sulawesi Tengah). Strategi seperti ini yang saya rasa dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin di industri ini,” kata Luhut.
Ia menekankan bahwa bagi Indonesia, pengembangan CCS adalah salah satu langkah penting untuk memajukan industri hijau tanah air.
Oleh karena itu, ia berupaya untuk menyederhanakan regulasi di Indonesia, sehingga para investor dapat menanamkan modal dengan mudah di Indonesia untuk mendukung pengembangan CCS.
“CCS sangat-sangat penting bagi Indonesia, dan kami akan membuat regulasi yang sederhana,” kata dia.
Baca juga: Menko Luhut bentuk satgas perbaikan investasi hulumigas
Baca juga: Menko Luhut bidik Afrika jadi pasar baterai EVIndonesia
Baca juga: Pemerintah luncurkan simbara nikel-timah guna perbaiki tata kelola SDA
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: