Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menyatakan, pemerintah Indonesia prihatin atas kehilangan kontak pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH 370 yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Sabtu pagi (8/7).

"Kami merasakan keprihatinan dan mendoakan keselamatan bagi seluruh penumpang pesawat terbang itu," kata Natalegawa, saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu.



Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi apapun tentang MH370 dari otoritas penerbangan negara-negara keberangkatan, dilintasi, dan negara tujuan; kecuali masih hilang kontak.

Dia juga mengkonfirmasi terdapat tujuh orang warga negara Indonesia di antara 239 pemakai jasa penerbangan MH370 Boeing B-777-200ER itu. Semula dikabarkan ada 12 warganegara Indonesia di dalamnya.

"Kementerian Luar Negeri sudah mendapat nama-nama WNI itu dan saat ini pihak maskapai sedang menghubungi keluarga penumpang," katanya.

Dia sudah menginstruksikan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur dan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing terus mengikuti perkembangan pencarian pesawat oleh tim SAR setempat.

Menurut keterangan CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, dalam akun facebook resmi Malaysia Airlines, MH370 lepas landar Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing pada pukul 00.41 waktu setempat Sabtu (8/7), membawa total 239 penumpang termasuk dua balita dan 12 awak pesawat.

"Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing telah hilang kontak dengan menara pengawas penerbangan Subang pada Sabtu pukul 02.40 pagi," kata Yahya. MH370 dijadwalkan tiba di Beijing pukul 06.30 pagi.

Para pemakai jasa penerbangan MH370 itu terdiri 152 warga China, 38 warga Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh Australia, tiga Prancis, tiga Amerika Serikat, dua New Zealand, dua Ukraina, dua Kanada, satu Rusia, satu Italia, satu Taiwan satu Belanda dan satu Austria.

Kapten pilot B-777-200ER MH370 itu Kapten Zaharie Ahmad Shah, warganegara Malaysia berumur 53 tahun, yang sudah bekerja untuk Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang.



Malaysia Airlines mengoperasikan rute Kuala Lumpur-Beijing berdasarkan kerja sama codeshare dengan China Southern Airlines, yang berjalan secara resiprokal.