Pembangunan bandara sarana penunjang transportasi Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia, kata Menhub Budi Karya Sumadi, di Balikpapan, Kaltim, Rabu, belum bisa dilakukan secara masif karena terkendala cuaca.
"Pembangunan bandara terkendala cuaca dalam dua bulan terakhir, jadi tidak bisa dilakukan secara masif," ujarnya lagi.
Sejumlah kendala tersebut di antaranya anomali cuaca di Kaltim, yang beberapa bulan terakhir wilayah itu kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca juga: Kemenhub: Progres pembangunan bandara VVIP IKN capai 50 persen
"Modifikasi cuaca untuk turunkan hujan di Kota Nusantara, angin tenggara menuju daratan berpotensi bawa awan hujan dan dimodifikasi menghujankan awan itu sebelum sampai ke daratan," kata Kepala BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kota Balikpapan Kukuh Ribudiyanto.
BMKG dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ujar dia, mengerahkan empat unit pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyemai garam atau NaCi melalui udara sesuai koordinat yang ditentukan guna meningkatkan atau mengurangi intensitas hujan.
Tiga titik fasilitas pelataran atau tempat parkir pesawat (apron) Nusantara Airport, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rachman Arief menimpali, yang berfungsi sebagai pendaratan helikopter (helipad) bagi keperluan tamu penting dalam proses perencanaan.
Kemudian untuk landasan pacu (runway) bandara sepanjang 3.500 meter dengan luas 3.000 meter persegi, jelas dia, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai akhir Agustus 2024 dan Desember 2024 pengerjaan selesai 100 persen.
Baca juga: Kemenhub sebut Nusantara Airport di IKN bersifat nonkomersial
Baca juga: Empat pesawat modifikasi cuaca dikerahkan demi pembangunan bandara IKN