Pokmaswas desa lepasliarkan 275 tukik di pantai Solor Selatan NTT
31 Juli 2024 09:58 WIB
Kelompok Masyarakat Pengawas Jalur Gaza, Desa Sulengwaseng, Kabupaten Flores Timur, NTT kembali melepasliarkan 275 ekor anak tukik di pantai Kecamatan Solor Selatan, Rabu (31/7/2024). (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
Kupang (ANTARA) - Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Jalur Gaza, Desa Sulengwaseng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali melepasliarkan 275 anak tukik di pantai Kecamatan Solor Selatan.
"Kami melepas tukik sebagai bentuk komitmen untuk menjaga lingkungan," kata Ketua Pokmaswas Jalur Gaza Desa Sulengwaseng Mus Melur ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.
Ia mengatakan tukik atau anak penyu yang telah dilepasliarkan itu berasal dari telur-telur yang diselamatkan sejak beberapa bulan lalu. Telur-telur penyu itu telah dibenamkan pada lokasi pembenaman yang telah disediakan sesuai letaknya dalam sarang pertama yang ditemukan.
Selanjutnya telur diawasi selama lebih kurang lima hingga tujuh minggu. Pengawasan pun dilakukan intensif untuk mencegah masuknya burung gagak yang hendak memakan telur-telur tersebut.
Baca juga: Pegiat konservasi di Manggarai Barat lepas 335 tukik ke laut
"Total selama bulan Juli sudah 325 tukik kami lepasliarkan," ucapnya.
Ia mengatakan melepasliarkan tukik merupakan salah satu upaya melindungi penyu yang telah dilakukan oleh Poksmaswas Sulengwaseng sejak tahun 2018. Sejak tahun 2018 hingga 2023 Pokmaswas Jalur Gaza Desa Sulengwaseng telah melepasliarkan 10.375 penyu.
Menurutnya, perlu peran serta semua masyarakat desa untuk menjaga habitat asli penyu dengan tidak mengkonsumsi telur yang ditemukan di pantai.
Mus menekankan bahwa penyu adalah hewan yang dilindungi oleh undang-undang sehingga bisa berdampak hukum pada siapa saja yang melanggar.
"Kami temukan telur, kami benamkan, kami jaga hingga menetas, lalu kami lepas kembali ke alam," ucapnya.
Baca juga: Pokmaswas Desa Sulengwaseng Solor lepasliarkan 256 ekor tukik
Adapun Poksmaswas dari Desa Sulengwaseng ini pernah mendapatkan bantuan peralatan konservasi penyu senilai Rp99 juta dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar.
Bantuan yang diberikan yakni satu kapal fiberglass, teropong, handy talky, dan seragam bagi kelompok.
Dalam catatan Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT wilayah Lembata, Flores Timur, dan Sikka, pokmaswas itu menjadi kelompok yang sangat berpengalaman dalam memberikan edukasi tentang penyu.
Bahkan tempat itu menjadi lokasi magang atau pelatihan bagi nelayan dari Lembata dan Maumere.
Baca juga: Ibu Negara lepas ratusan tukik di Pantai Elak-Elak Lombok
"Kami melepas tukik sebagai bentuk komitmen untuk menjaga lingkungan," kata Ketua Pokmaswas Jalur Gaza Desa Sulengwaseng Mus Melur ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.
Ia mengatakan tukik atau anak penyu yang telah dilepasliarkan itu berasal dari telur-telur yang diselamatkan sejak beberapa bulan lalu. Telur-telur penyu itu telah dibenamkan pada lokasi pembenaman yang telah disediakan sesuai letaknya dalam sarang pertama yang ditemukan.
Selanjutnya telur diawasi selama lebih kurang lima hingga tujuh minggu. Pengawasan pun dilakukan intensif untuk mencegah masuknya burung gagak yang hendak memakan telur-telur tersebut.
Baca juga: Pegiat konservasi di Manggarai Barat lepas 335 tukik ke laut
"Total selama bulan Juli sudah 325 tukik kami lepasliarkan," ucapnya.
Ia mengatakan melepasliarkan tukik merupakan salah satu upaya melindungi penyu yang telah dilakukan oleh Poksmaswas Sulengwaseng sejak tahun 2018. Sejak tahun 2018 hingga 2023 Pokmaswas Jalur Gaza Desa Sulengwaseng telah melepasliarkan 10.375 penyu.
Menurutnya, perlu peran serta semua masyarakat desa untuk menjaga habitat asli penyu dengan tidak mengkonsumsi telur yang ditemukan di pantai.
Mus menekankan bahwa penyu adalah hewan yang dilindungi oleh undang-undang sehingga bisa berdampak hukum pada siapa saja yang melanggar.
"Kami temukan telur, kami benamkan, kami jaga hingga menetas, lalu kami lepas kembali ke alam," ucapnya.
Baca juga: Pokmaswas Desa Sulengwaseng Solor lepasliarkan 256 ekor tukik
Adapun Poksmaswas dari Desa Sulengwaseng ini pernah mendapatkan bantuan peralatan konservasi penyu senilai Rp99 juta dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar.
Bantuan yang diberikan yakni satu kapal fiberglass, teropong, handy talky, dan seragam bagi kelompok.
Dalam catatan Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT wilayah Lembata, Flores Timur, dan Sikka, pokmaswas itu menjadi kelompok yang sangat berpengalaman dalam memberikan edukasi tentang penyu.
Bahkan tempat itu menjadi lokasi magang atau pelatihan bagi nelayan dari Lembata dan Maumere.
Baca juga: Ibu Negara lepas ratusan tukik di Pantai Elak-Elak Lombok
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: