Kepala Pokja Pengembangan Usaha Masyarakat BRGM Nugroho S Priyono, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan produk milik pokmas ini berasal dari Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai. Berbagai produk itu, di antaranya kue kering, manisan, minuman hingga batik dengan pewarna alami.
Melalui kegiatan ini, katanya lagi, akan dicapai empat output, yaitu BRGM akan menyiapkan fasilitas peningkatan pelatihan kualitas produksi dan menghubungkan dengan jaringan pasar bagi pokmas yang berkembang usahanya.
Kedua, menampilkan capaian usaha pokmas dan informasi permintaan pasar dari offtaker terhadap produk pokmas baik dari aspek kualitas, kuantitas produksi maupun kontinuitas produksi.
"Dengan demikian pokmas akan lebih memahami tuntutan pasar dan menyesuaikan produk sesuai informasi pasar," ujarnya pula.
Ketiga, titik temu antara kualitas dan kuantitas produk akan menjadi fondasi awal kemitraan usaha sebagai jembatan menghubungkan usaha produktif masyarakat dengan pembeli.
"Kemudian terhubungnya produk pokmas dengan jaringan pasar akan memungkinkan usaha lebih berkembang dan masyarakat mendapatkan alternatif pendapatan yang akhirnya bisa mendukung upaya restorasi gambut di kawasannya," ujar Nugroho.
Salah satu produk yang disajikan ialah madu dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Waleed Kelulut yang telah difasilitasi oleh BRGM sejak 2019 lalu. Madu yang dihasilkan diyakini mempunyai manfaat mengobati penyakit maag, mendukung program hamil dan memberi manfaat bagi banyak penyakit lainnya.
Baca juga: BRGM: RPP perlindungan ekosistem mangrove harus segera disahkan
Baca juga: BRGM ingatkan pentingnya pengawasan lahan gambut dalam areal korporasi