Airlangga dan elite PKC bahas peningkatan kerja sama ekonomi RI-China
30 Juli 2024 22:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Vice Minister International Dept of CPC (Partai Komunis China/PKC) Central Committe HE Mme Sun Haiyan (kanan) bertemu untuk membahas peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan China, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (30/7/2024). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Vice Minister International Dept of CPC (Partai Komunis China/PKC) Central Committe HE Mme Sun Haiyan bertemu untuk membahas peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan China.
Dalam pertemuan itu, ada sejumlah isu yang dibahas Airlangga dengan perwakilan PKC Sun Haiyan, salah satunya China akan kembali membuka akses pasar untuk minyak sawit dari Indonesia. Selain itu, Pemerintah China juga akan membuka akses pada produk perikanan dan pertanian dari Indonesia.
"Pemerintah Tiongkok juga akan menjanjikan investasi pada bidang industri hijau, kendaraan listrik, dan baterainya, infrastruktur, sektor digital, hingga logistik," kata Airlangga, usai pertemuan dengan Sun Haiyan, di Kantor Kemenko Perekonomian RI, Jakarta, Selasa.
Airlangga mengatakan, kerja sama Pemerintah Indonesia dan China selama ini sudah berjalan cukup baik. Tercatat, data total perdagangan antara Indonesia dan China pada 2023 berada di angka 127.819 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Dari jumlah itu, total ekspor Indonesia ke China sekitar 64.938 miliar dolar AS, sedangkan impor tercatat sebanyak 62.880 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menunjukkan adanya surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 2.057 miliar dolar AS.
Padahal, kata Airlangga lagi, data sebelumnya menunjukkan empat tahun terakhir (2019-2022) neraca perdagangan Indonesia selalu defisit dalam perdagangan antara RI dan China.
Selain di sektor perdagangan, investasi China di Indonesia tercatat sebesar 7.438.379,1 miliar dolar AS.
Data mencatat, lima sektor investasi China di Indonesia, yakni industri pengolahan logam senilai 12,8 miliar dolar AS (41 persen), sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen); listrik, gas, dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen).
China juga berinvestasi di sektor industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen), dan sektor kawasan industri, perumahan, dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen).
Di sisi lain, Airlangga mengungkap Indonesia menjadi penyuplai susu terbesar ke China melalui Japfa Comfeed Indonesia.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga membahas secara khusus terkait kerja sama Partai Golkar dan Partai Komunis China (PKC).
Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menyatakan, PKC mengapresiasi perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2024.
Ia mengatakan, PKC secara khusus menyinggung prestasi perolehan suara dan kursi Partai Golkar di parlemen Indonesia.
"Tim Golkar dan Pemerintah RI akan diundang ke China, yakni tim untuk studi makan gratis karena China sudah memulai program itu sejak 10 tahun. Tim yang akan datang ke Tiongkok nanti Tim Kedaulatan Pangan, diwakili Tim Ahli Kemenko Perekonomian Zaki Iskandar. Studi ini dalam rangka mendukung program Presiden Terpilih Prabowo Subianto," ujarnya pula.
Baca juga: Menlu RI minta China jaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik
Baca juga: Ekonom: Keanggotaan OECD kurangi ketergantungan RI ke China
Dalam pertemuan itu, ada sejumlah isu yang dibahas Airlangga dengan perwakilan PKC Sun Haiyan, salah satunya China akan kembali membuka akses pasar untuk minyak sawit dari Indonesia. Selain itu, Pemerintah China juga akan membuka akses pada produk perikanan dan pertanian dari Indonesia.
"Pemerintah Tiongkok juga akan menjanjikan investasi pada bidang industri hijau, kendaraan listrik, dan baterainya, infrastruktur, sektor digital, hingga logistik," kata Airlangga, usai pertemuan dengan Sun Haiyan, di Kantor Kemenko Perekonomian RI, Jakarta, Selasa.
Airlangga mengatakan, kerja sama Pemerintah Indonesia dan China selama ini sudah berjalan cukup baik. Tercatat, data total perdagangan antara Indonesia dan China pada 2023 berada di angka 127.819 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Dari jumlah itu, total ekspor Indonesia ke China sekitar 64.938 miliar dolar AS, sedangkan impor tercatat sebanyak 62.880 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menunjukkan adanya surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 2.057 miliar dolar AS.
Padahal, kata Airlangga lagi, data sebelumnya menunjukkan empat tahun terakhir (2019-2022) neraca perdagangan Indonesia selalu defisit dalam perdagangan antara RI dan China.
Selain di sektor perdagangan, investasi China di Indonesia tercatat sebesar 7.438.379,1 miliar dolar AS.
Data mencatat, lima sektor investasi China di Indonesia, yakni industri pengolahan logam senilai 12,8 miliar dolar AS (41 persen), sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen); listrik, gas, dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen).
China juga berinvestasi di sektor industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen), dan sektor kawasan industri, perumahan, dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen).
Di sisi lain, Airlangga mengungkap Indonesia menjadi penyuplai susu terbesar ke China melalui Japfa Comfeed Indonesia.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga membahas secara khusus terkait kerja sama Partai Golkar dan Partai Komunis China (PKC).
Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menyatakan, PKC mengapresiasi perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2024.
Ia mengatakan, PKC secara khusus menyinggung prestasi perolehan suara dan kursi Partai Golkar di parlemen Indonesia.
"Tim Golkar dan Pemerintah RI akan diundang ke China, yakni tim untuk studi makan gratis karena China sudah memulai program itu sejak 10 tahun. Tim yang akan datang ke Tiongkok nanti Tim Kedaulatan Pangan, diwakili Tim Ahli Kemenko Perekonomian Zaki Iskandar. Studi ini dalam rangka mendukung program Presiden Terpilih Prabowo Subianto," ujarnya pula.
Baca juga: Menlu RI minta China jaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik
Baca juga: Ekonom: Keanggotaan OECD kurangi ketergantungan RI ke China
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: