Makassar (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan, hasil survei yang dilakukan Februari 2014 menunjukkan 16 persen pemilih yang ada di Daerah Pemilihan ( Dapil) IX Sulawesi Selatan menunggu "serangan fajar".

"Dapil IX itu meliputi Kabupaten Pinrang, Sidrap dan Enrekang menunggu serangan fajar istilah lain dari money politics para calon legislator sebelum pencoblosan," kata Suwadi menanggapi hasil survei yang dilakukan lembaganya, Jumat.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan IPI diketahui, 16 persen calon pemilih di dapil itu menunggu pemberian calon legislator sebelum menentukan pilihannya di bilik suara 9 April mendatang, 28 persen menolak segala bentuk pemberian, dan 21 persen menerima namun tidak memilih caleg yang memberikan sesuatu kepada pemilihnya.

Menurut Suwardi, pemilih yang menunggu pemberian itu di dominasi masyarakat yang kurang beruntung dari segi ekonomi, sehingga mengharapkan serangan fajar dari caleg.

Sementara kata dia, pemilih yang menolak pemberian itu, bukan hanya dari kalangan pemilih cerdas, namun juga sebagian dari kalangan awam politik, khususnya pemilih tradisional ( petani, nelayan) yang sudah mapan dari faktor ekonomi.

"Mereka lebih cenderung bergabung dengan keluarga untuk mendukung seorang caleg tertentu, tanpa mengharapkan imbalan," ungkapnya.

Sedangkan pemilih yang menerima, namun tidak memilih caleg tersebut, adalah pemilih cerdas yang kecewa, sebab kemungkinan besar calon legislator yang pernah di usung pada pilcaleg sebelumnya, bekerja tidak sesuai yang diharapkan.