Lahan dan tanaman rusak akibat erupsi Sinabung direhabilitasi
7 Maret 2014 15:26 WIB
Foto dokumentasi - Seorang warga melakukan aktivitas di lahan pertanian yang tertutup abu vulkanik abikat erpusi Gunung Sinabung di desa Sigarang-Garang, Karo, Sumut, awal Februari 2014. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Medan (ANTARA News) - Pemerintah tahun ini menganggarkan dana sekitar Rp800 juta untuk rehabilitasi lahan dan tanaman hortikultura pascaerupsi Gunung Sinabung.
"Dana itu bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi Sumut dengan besaran yang hampir sama. Program itu akan segera dijalankan," kata Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara, M Room S di Medan, Jumat.
Optimasi lahan tanaman hortikultura berasal dari dana APBN sedangkan rehabilitasi dengan program penyaluran benih hortikultura bersumber dari dana APBD Sumut.
Dia menjelaskan, penyaluran benih hortikultura masing-masing untuk jeruk, kentang, kubis, dan cabai merah.
"Ditargetkan program itu bisa segera berjalan untuk pemulihan tanaman dan produksi hortikultura di Karo pascaerupsi Sinabung," katanya.
Selain hortikultura, optimasi dan rehabilitasi juga dilakukan untuk lahan/tanaman pertanian dan sayuran di Karo.
"Dananya juga sudah dianggarkan," kata Room.
Bahkan, ujar dia, ada dana untuk pengelolaan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan irigasi.
Lahan hortikultura di Karo seluas 37.959,38 hektare terkena dampak erupsi dengan 6.865,29 hektare puso.
"Dana itu bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi Sumut dengan besaran yang hampir sama. Program itu akan segera dijalankan," kata Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara, M Room S di Medan, Jumat.
Optimasi lahan tanaman hortikultura berasal dari dana APBN sedangkan rehabilitasi dengan program penyaluran benih hortikultura bersumber dari dana APBD Sumut.
Dia menjelaskan, penyaluran benih hortikultura masing-masing untuk jeruk, kentang, kubis, dan cabai merah.
"Ditargetkan program itu bisa segera berjalan untuk pemulihan tanaman dan produksi hortikultura di Karo pascaerupsi Sinabung," katanya.
Selain hortikultura, optimasi dan rehabilitasi juga dilakukan untuk lahan/tanaman pertanian dan sayuran di Karo.
"Dananya juga sudah dianggarkan," kata Room.
Bahkan, ujar dia, ada dana untuk pengelolaan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan irigasi.
Lahan hortikultura di Karo seluas 37.959,38 hektare terkena dampak erupsi dengan 6.865,29 hektare puso.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: