Dirut Bulog tinjau pasar pastikan harga beras di Makassar
30 Juli 2024 18:43 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi (kanan) saat meninjau harga dan ketersediaan beras di Pasar Tradisional Pabaeng-baeng Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/7/2024). ANTARA/Darwin Fatir.
Makassar (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meninjau toko retail moderen Trasnmart serta Pasar Tradisional Pabaeng-baeng guna memastikan stok serta harga beras terkendali di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saya sempatkan melihat kondisi di Makassar, kenapa kok tidak terjadi kenaikan (harga beras) akibat inflasi. Karena Bulog Makassar telah menyalurkan untuk minggu pertama Juli, beras SPHP ke ritel modern, tadi kita lihat di Transmart," ujarnya di Pasar Tradisional Pabaeng-baeng Makassar, Selasa.
Bayu mengungkapkan, dari hasil pemantauan pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) data Senin kemarin, untuk pekan lalu ada 130 kabupaten kota yang terpantau oleh Kemendagri mengalami inflasi.
Tetapi menariknya. kata dia, salah satu yang tidak mengalami inflasi adalah Kota Makassar.
Alasannya, tutur mantan Dewan Pengawas Perum Bulog menyebutkan, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Makassar karena salah satu faktor lainnya yakni Bulog setempat punya 13 ribu ton stok, dan di wilayah kabupaten sekitar Kota Makassar, atau di wilayah Maminasata ada tambahan stok 24 ribu ton.
"Jadi ini yang membuat harga beras di Makassar bisa terkendali dan tidak masuk dalam daerah kategori terjadi inflasi," papar mantan Wakil Menteri Perdagangan itu.
Selain itu, penyaluran beras SPHP di pekan pertama Juli 2024 pada toko retail oleh Perum Bulog Cabang Makassar mencapai 18,5 ton.
Sedangkan ke pasar tradisional seperti ini, ucap Bayu, telah disalurkan 74,5 ton.
Selanjutnya, pada pekan kedua ditambahkan lagi ke toko ritel modern menjadi 42,2 ton dan di Pasar Tradisional telah mencapai sebanyak 100 ton
"Jadi beras SPHP yang tersedia cukup banyak," ucap mantan Wakil Menteri Perdagangan ini dan kini masih menjadi Guru Besar Kebijakan Agribisnis di Institut Pertanian Bogor tersebut .
Mengenai serapan panen raya di Juli 2024, dikatakan menyerap 190 ribu ton.
Selanjutnya pada Agustus 2024 diperkirakan naik menjadi 640 ribu ton.
Dia meminta Pimpinan Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat memastikan serapan beras sekaligus memantau produksi.
"Apabila dimungkinkan kita juga akan melakukan pengadaan (beras) di dalam negeri sesuai dengan kondisi harganya. Kita akan konsentrasi, supaya apa yang ada di dalam negeri bisa dilakukan" kata Mantan Dewan Pengawas Perum Bulog ini
Salah seorang pedagang di Pasar Pabeng-baeng H. Abdul Latif disela menerima peninjauan tim Bulog menuturkan, beras paling diminati masyarakat adalah beras SPHP dari Bulog.
Selain itu harga per lima kilogram masih tetap Rp62.500. Sejauh ini sudah ada enam ton masuk ke pasar dan setiap pekan disalurkan sekitar 1,5 ton.
"Memang ada kenaikan harga beras sekitar Rp400 rupiah. Tapi naiknya tidak terlalu tinggi. Dengan adanya beras SPHP ini, selain kualitasnya baik juga diminati masyarakat bahkan bisa menekan harga beras premium merek lainnya," ucapnya.
Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Akhmad Kholisun mengemukakan Perum Bulog se-Sulselbar saat ini memiliki stok yang cukup, tercatat ada 135 ribu ton.
Stok ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai Maret 2025
"Jadi, stok kami sangat cukup untuk mengantisipasi musim kemarau. Misalkan, saat ini berjalan November-Januari. Apabila terjadi kenaikan harga, maka Bulog sangat siap melakukan intervensi pasar dengan melaksanakan program SPHP, begitu pula dengan bantuan program pangan," paparnya.
Sementara itu, Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Makassar Karmila Hasmin Marunta menyatakan bersyukur Kota Makassar menjadi salah satu kota tidak terdampak inflasi atas kenaikan harga beras.
"Alhamdulillah, seperti yang disampaikan tadi pak Direktur Umum, bahwa salah satu kota yang tidak terdampak inflasi adalah Kota Makassar. Sebab, salah satunya adalah penyaluran beras SPHP kita, baik di pasar tradisional maupun modern itu selalu kita penuhi sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
"Saya sempatkan melihat kondisi di Makassar, kenapa kok tidak terjadi kenaikan (harga beras) akibat inflasi. Karena Bulog Makassar telah menyalurkan untuk minggu pertama Juli, beras SPHP ke ritel modern, tadi kita lihat di Transmart," ujarnya di Pasar Tradisional Pabaeng-baeng Makassar, Selasa.
Bayu mengungkapkan, dari hasil pemantauan pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) data Senin kemarin, untuk pekan lalu ada 130 kabupaten kota yang terpantau oleh Kemendagri mengalami inflasi.
Tetapi menariknya. kata dia, salah satu yang tidak mengalami inflasi adalah Kota Makassar.
Alasannya, tutur mantan Dewan Pengawas Perum Bulog menyebutkan, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Makassar karena salah satu faktor lainnya yakni Bulog setempat punya 13 ribu ton stok, dan di wilayah kabupaten sekitar Kota Makassar, atau di wilayah Maminasata ada tambahan stok 24 ribu ton.
"Jadi ini yang membuat harga beras di Makassar bisa terkendali dan tidak masuk dalam daerah kategori terjadi inflasi," papar mantan Wakil Menteri Perdagangan itu.
Selain itu, penyaluran beras SPHP di pekan pertama Juli 2024 pada toko retail oleh Perum Bulog Cabang Makassar mencapai 18,5 ton.
Sedangkan ke pasar tradisional seperti ini, ucap Bayu, telah disalurkan 74,5 ton.
Selanjutnya, pada pekan kedua ditambahkan lagi ke toko ritel modern menjadi 42,2 ton dan di Pasar Tradisional telah mencapai sebanyak 100 ton
"Jadi beras SPHP yang tersedia cukup banyak," ucap mantan Wakil Menteri Perdagangan ini dan kini masih menjadi Guru Besar Kebijakan Agribisnis di Institut Pertanian Bogor tersebut .
Mengenai serapan panen raya di Juli 2024, dikatakan menyerap 190 ribu ton.
Selanjutnya pada Agustus 2024 diperkirakan naik menjadi 640 ribu ton.
Dia meminta Pimpinan Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat memastikan serapan beras sekaligus memantau produksi.
"Apabila dimungkinkan kita juga akan melakukan pengadaan (beras) di dalam negeri sesuai dengan kondisi harganya. Kita akan konsentrasi, supaya apa yang ada di dalam negeri bisa dilakukan" kata Mantan Dewan Pengawas Perum Bulog ini
Salah seorang pedagang di Pasar Pabeng-baeng H. Abdul Latif disela menerima peninjauan tim Bulog menuturkan, beras paling diminati masyarakat adalah beras SPHP dari Bulog.
Selain itu harga per lima kilogram masih tetap Rp62.500. Sejauh ini sudah ada enam ton masuk ke pasar dan setiap pekan disalurkan sekitar 1,5 ton.
"Memang ada kenaikan harga beras sekitar Rp400 rupiah. Tapi naiknya tidak terlalu tinggi. Dengan adanya beras SPHP ini, selain kualitasnya baik juga diminati masyarakat bahkan bisa menekan harga beras premium merek lainnya," ucapnya.
Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Akhmad Kholisun mengemukakan Perum Bulog se-Sulselbar saat ini memiliki stok yang cukup, tercatat ada 135 ribu ton.
Stok ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai Maret 2025
"Jadi, stok kami sangat cukup untuk mengantisipasi musim kemarau. Misalkan, saat ini berjalan November-Januari. Apabila terjadi kenaikan harga, maka Bulog sangat siap melakukan intervensi pasar dengan melaksanakan program SPHP, begitu pula dengan bantuan program pangan," paparnya.
Sementara itu, Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Makassar Karmila Hasmin Marunta menyatakan bersyukur Kota Makassar menjadi salah satu kota tidak terdampak inflasi atas kenaikan harga beras.
"Alhamdulillah, seperti yang disampaikan tadi pak Direktur Umum, bahwa salah satu kota yang tidak terdampak inflasi adalah Kota Makassar. Sebab, salah satunya adalah penyaluran beras SPHP kita, baik di pasar tradisional maupun modern itu selalu kita penuhi sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024
Tags: