Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Wijaja mengatakan, potensi pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta semakin besar setelah pusat pemerintahan dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Setelah ibukota negara pindah, kata Alphonzus, Jakarta akan menjadi pusat perekonomian. Artinya, akan lebih banyak kegiatan perdagangan, salah satunya di pusat perbelanjaan.

"Dengan beralihnya fokus pemerintah kepada perdagangan, ini kan jadi peluang buat pusat belanja. Karena pemerintah akan lebih banyak memprioritaskan, memberikan kemudahan, fasilitas dan sebagainya terhadap sektor perdagangan," kata Alphonzus di Jakarta, Selasa.

Alphonzus menyampaikan, penduduk di Jakarta tidak serta merta berkurang setelah IKN siap huni. Menurut dia, kemungkinan besar jumlah populasi di Jakarta dan wilayah penyangga seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok justru semakin bertambah.

Lebih lanjut, pusat perbelanjaan membutuhkan populasi untuk tetap tumbuh. Alphonzus menyebut, pertumbuhan penduduk di Jakarta akan terus bertambah, lantaran menjadi pusatnya ekonomi.

"Kemungkinan malah bisa nambah dengan ada kegiatan pemerintah fokus di bidang perdagangan, perekonomian, kemungkinan populasinya justru bisa bertambah malah. Kalau bertambah, pusat belanja otomatis bisa semakin hidup," ujarnya.

Sementara itu, pertumbuhan pusat perbelanjaan di IKN dinilai baru akan terjadi dalam dua tahun ke depan. Sebab, jumlah penduduk di IKN belum terlalu signifikan.

Alphonzus mengatakan, pemerintah bisa memberikan insentif berupa tambahan modal bagi investor yang ingin membangun pusat perbelanjaan.

"Saya kira harus ada tambahan satu lagi, permodalan yang mudah dan ringan, karena pusat perbelanjaan itu harus berjuang. Kalau untuk pusat perbelanjaan, kami mengusulkan ada tambahan insentif lagi, itu permodalan yang sifatnya ringan," kata Alphonzus.