Ia membeberkan, Pelita Jaya memiliki skuad yang 'mewah' bertabur bintang, sehingga akan terbebani dalam hal koordinasi internal antar pemain.
"Dengan skuad mewah Pelita berpotensi lebih banyak egonya, karena mungkin terlalu banyak pemain bintangnya disana," kata Abraham di Jakarta, Selasa, seusai konferensi pers persiapan final IBL 2024 yang berlangsung pada 1, 3, dan 4 Agustus mendatang.
Lebih lanjut dia membeberkan, kondisi berbeda justru terjadi pada skuadnya.
"Sedangkan kami, seiring berjalannya waktu dengan melalui banyak kekalahan di awal babak reguler, namun perlahan pemain mulai menyadari perannya masing-masing sehingga bisa bermain sebagai tim," ujar guard peraih MVP Lokal IBL Awards 2024 yang lahir di Kota Pangkalpinang itu.
Baca juga: Satria Muda-Pelita Jaya siap berhadapan di Final IBL 2024
Ia menambahkan, pengalaman bermain di liga Jepang pada musim 2023, membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.Baca juga: Satria Muda-Pelita Jaya siap berhadapan di Final IBL 2024
Tidak hanya secara mental, tetapi peningkatan kekuatan fisik juga sehingga bisa lebih stabil saat bertanding.
Oleh sebab itu, pengalaman tersebut menjadi modal pribadi dirinya untuk berkontribusi kepada tim, sehingga optimistis merebut juara IBL 2024.
"Ya kami tumbuh bersama sebagai tim, kurang lebih seperti itu," kata pemain berumur 28 tahun itu.
Sementara itu, rekor pertemuan kedua tim sama-sama meraih satu kemenangan dan satu kekalahan dalam babak reguler IBL musim ini.
Satria Muda menatap laga final sebagai tim dengan gelar IBL paling banyak, sedangkan Pelita Jaya merupakan tim yang sudah empat kali masuk final dalam tujuh tahun terakhir, meski selalu gagal menjadi juara.
Baca juga: Satria Muda ke Final IBL 2024 setelah singkirkan Dewa United
Baca juga: Youbel Sondakh sebut anak asuhnya sukses redam pergerakan Solano
Baca juga: Satria Muda ke Final IBL 2024 setelah singkirkan Dewa United
Baca juga: Youbel Sondakh sebut anak asuhnya sukses redam pergerakan Solano