Jakarta (ANTARA) - Praktisi pendidikan keluarga Nyi Mas Diane mengemukakan bahwa memberdayakan diri bisa menjadi solusi mengatasi saldo negatif atau pengeluaran yang melebihi pendapatan.

"Bisanya apa? Misalnya bikin nasi uduk, jualan. Bisanya ngoceh jualin barang orang, misalnya, pakaian. Jangan sampai terlibat hal negatif. Itu solusi saya tetap berdaya walau saldo negatif," ujar dia di Jakarta, Senin.

Hal ini dia sampaikan dalam seminar daring bertema "Memperkuat Ketahanan Keluarga Menuju Keluarga Berkualitas” yang diadakan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta.

Diane juga menyarankan mereka dengan saldo negatif segera melakukan penghematan. "Kira-kira mana yang harus dihemat dari pengeluaran. Pasti ada yang bisa disesuaikan," kata dia.

Dia lalu mencontohkan, seseorang yang berhijab dan memiliki tiga hijab dengan warna merah muda, bisa menjual dua di antaranya guna mendapatkan penghasilan baru.

Baca juga: Pemprov DKI ingatkan warga bijak pinjam uang agar tak terjerat pinjol
Baca juga: Basmi pinjol dengan hukum dan perlindungan data pribadi


Selain itu, bisa juga keluarga dengan saldo negatif memanfaatkan lahan kecil di rumahnya untuk menanam sayuran seperti bayam, kangkung dan terong.

"Itu contoh penghematan dan bisa mendapatkan penghasilan baru. Penghematan lain bisa disesuaikan dengan kebutuhan," ujar dia.

Langkah ini, kata Co-Founder Dianesia Foundation itu, sebaiknya dilakukan agar tidak terjerat pinjaman, termasuk pinjaman daring (pinjol), apalagi yang ilegal.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Indef tahun 2023 menyebutkan sebanyak 72.142 orang dengan umur di bawah 19 tahun tercatat sebagai penerima pinjol dengan jumlah pinjaman yang mencapai Rp168,87 miliar.

Selanjutnya, pada kisaran umur antara 19-34 tahun, jumlah penerima pinjol di Indonesia mencapai 10.914.970 orang, dengan total pinjaman yang mencapai Rp26,87 triliun.
Baca juga: Bicara dengan antusias jadi kunci hadapi pasangan tipe sanguine