Durian asal Sulteng mulai "banjiri" Gorontalo
5 Maret 2014 23:14 WIB
Panen Durian Kelud Warga membersihkan kulit buah Durian yang terkena material Vulkanik Erupsi Gunung Kelud saat panen di perkebunan durian lereng Gunung kelud, Desa Kebonrejo, Kepung, Jawa Timur, Kediri, Sabtu (1/3). Menurut petani akibat erupsi Gunung Kelud hasil panen durian turun 40 persen, karena banyak buah durian yang runtuh sebelum masak dan membusuk akibat terkena material vulkanik saat gunung kelud meletus. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Gorontalo (ANTARA News) - Buah durian yang berasal dari Wakai, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mulai "membanjiri" Provinsi Gorontalo dan banyak diburu masyarakat.
Pantauan ANTARA, Rabu, buah durian dengan berbagai ukuran itu banyak dijual disisi jalan seperti di jalan Raja Eyato dan jalan Katili, di Kota Gorontalo.
Beberapa warga yang membeli buah durian itu, mengaku kualitas buah dari Sulteng sangat baik dan enak.
"Buahnya sangat enak dibandingkan buah durian milik petani di Gorontalo sendiri," kata Udin.
Sementara itu, Titin, seorang penjual durian musiman yang ditemui, mengaku dua hingga tiga hari sekali membeli durian asal Wakai, Sulteng guna dijual di Gorontalo.
"Setiap harinya saya bisa menjual hingga dua ribu buah durian, karena minat masyarakat tinggi," ungkap Titin.
Hal serupa dikatakan pedagang durian lainnya, Midun, mengaku dirinya membeli buah durian dari Sulteng dalam sehari bisa menjual seribu lima ratus durian.
"Penjualan durian pada bulan ini laris manis, terutama untuk durian gajah dan durian mentega, " kata Midun.
Harga buah durian dipatok hampir merata di semua lapak pedagang buah, untuk durian asal Wakai dijual Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per buah, durian gajah dijual Rp25 ribu per buah dan durian mentega Rp17 ribu per buah.
Durian asal Wakai banyak diminati karena rasanya yang manis dan harganya yang cukup terjangkau.
Durian asal Wakai ini dibawa masuk ke Gorontalo dengan menggunakan kapal fery.
(KR-MTO/H013)
Pantauan ANTARA, Rabu, buah durian dengan berbagai ukuran itu banyak dijual disisi jalan seperti di jalan Raja Eyato dan jalan Katili, di Kota Gorontalo.
Beberapa warga yang membeli buah durian itu, mengaku kualitas buah dari Sulteng sangat baik dan enak.
"Buahnya sangat enak dibandingkan buah durian milik petani di Gorontalo sendiri," kata Udin.
Sementara itu, Titin, seorang penjual durian musiman yang ditemui, mengaku dua hingga tiga hari sekali membeli durian asal Wakai, Sulteng guna dijual di Gorontalo.
"Setiap harinya saya bisa menjual hingga dua ribu buah durian, karena minat masyarakat tinggi," ungkap Titin.
Hal serupa dikatakan pedagang durian lainnya, Midun, mengaku dirinya membeli buah durian dari Sulteng dalam sehari bisa menjual seribu lima ratus durian.
"Penjualan durian pada bulan ini laris manis, terutama untuk durian gajah dan durian mentega, " kata Midun.
Harga buah durian dipatok hampir merata di semua lapak pedagang buah, untuk durian asal Wakai dijual Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per buah, durian gajah dijual Rp25 ribu per buah dan durian mentega Rp17 ribu per buah.
Durian asal Wakai banyak diminati karena rasanya yang manis dan harganya yang cukup terjangkau.
Durian asal Wakai ini dibawa masuk ke Gorontalo dengan menggunakan kapal fery.
(KR-MTO/H013)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: