Pemkab Kudus dibantu Swedia atasi permasalahan sampah
29 Juli 2024 18:27 WIB
Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie berbincang dengan Penasihat Teknis Swedfund Karin Eberle Sophie Taintor didampingi perwakilan dari Kementerian PUPR di Pendopo Kabupaten Kudus, Senin (29/7/2024). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dibantu Pemerintah Swedia melalui Swedfund International dalam mengatasi permasalahan sampah dengan mengolahnya menjadi energi terbarukan melalui pendekatan teknologi terbaru.
"Swedfund tersebut merupakan salah satu lembaga donor yang ditunjuk Kementerian PUPR untuk mendampingi banyak sekali aktivitas di tanah air. Salah satunya berdiskusi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Kudus untuk mencarikan solusi terbaik, untuk penanganan beberapa permasalahan," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie yang ditemui usai menerima kunjungan dari rombongan Swedfund dan perwakilan dari Kementerian PUPR di Pendopo Kabupaten Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan tiga aspek yang dibicarakan, yakni terkait pengelolaan sampah, penerangan jalan umum, dan air di Bendungan Logung.
Nantinya, kata dia, OPD terkait bersama Swedfund dan Kementerian PUPR mencoba menggali lebih dalam situasi di Kabupaten Kudus, hingga nantinya bisa menghasilkan studi kelayakan (feasibility study) terkait sebuah perencanaan, yang memotret secara utuh situasi-situasi, khususnya terkait persoalan sektor sampah terlebih dahulu.
"Dengan sejumlah pengalaman dan rekomendasi Kementerian PUPR diharapkan bisa berdiskusi dengan baik dan menghasilkan beberapa asesmen, yang sekiranya betul-betul solusi paling tepat mengatasi permasalahan sampah di Kudus," ujarnya.
Ia berpesan agar dipotret secara utuh dan melakukan asesmen, mencari opsi pilihan teknologi terbaik dalam mengedukasi masyarakat, dan membuat sebuah produk yang utuh, termasuk dari sisi perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi, sehingga nanti proses tata kelola sampah bisa dari hulu ke hilir.
Terkait dengan pendanaan, dia mengakui belum mengetahui, tetapi konteksnya terkait studi kelayakan, sehingga hasil rekomendasinya bisa dipakai dalam melakukan tata kelola sampah di Kabupaten Kudus.
Sementara itu, Penasihat Teknis Swedfund Karin Eberle Sophie Taintor mengungkapkan alasan memilih Kota Kudus karena merupakan salah satu kota yang dinilai pantas menjadi kota percontohan di tanah air.
Apalagi, lanjut dia, semua pihak juga sudah mengetahui permasalahan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Kudus akan dibantu untuk melihat secara keseluruhan.
"Apakah mengoptimalkan dan meminimalkan atau melakukan daur ulang sampah untuk diubah menjadi energi dan dimanfaatkan menjadi energi dengan pendekatan teknologi," ujarnya.
Nantinya, kata dia, pihaknya juga akan menggandeng konsultan yang pendanaannya dari Swedia.
"Kami hadir sebatas melakukan penyiapan dan memberikan rekomendasi hasil studi kelayakan dalam mengatasi permasalahan sampah di Kudus, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang," ujarnya.
Baca juga: Kampung Edukasi Sampah luncurkan program waste warrior
Baca juga: DLH DKI bangun pulau sampah di Kepulauan Seribu pada 2027
"Swedfund tersebut merupakan salah satu lembaga donor yang ditunjuk Kementerian PUPR untuk mendampingi banyak sekali aktivitas di tanah air. Salah satunya berdiskusi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Kudus untuk mencarikan solusi terbaik, untuk penanganan beberapa permasalahan," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie yang ditemui usai menerima kunjungan dari rombongan Swedfund dan perwakilan dari Kementerian PUPR di Pendopo Kabupaten Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan tiga aspek yang dibicarakan, yakni terkait pengelolaan sampah, penerangan jalan umum, dan air di Bendungan Logung.
Nantinya, kata dia, OPD terkait bersama Swedfund dan Kementerian PUPR mencoba menggali lebih dalam situasi di Kabupaten Kudus, hingga nantinya bisa menghasilkan studi kelayakan (feasibility study) terkait sebuah perencanaan, yang memotret secara utuh situasi-situasi, khususnya terkait persoalan sektor sampah terlebih dahulu.
"Dengan sejumlah pengalaman dan rekomendasi Kementerian PUPR diharapkan bisa berdiskusi dengan baik dan menghasilkan beberapa asesmen, yang sekiranya betul-betul solusi paling tepat mengatasi permasalahan sampah di Kudus," ujarnya.
Ia berpesan agar dipotret secara utuh dan melakukan asesmen, mencari opsi pilihan teknologi terbaik dalam mengedukasi masyarakat, dan membuat sebuah produk yang utuh, termasuk dari sisi perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi, sehingga nanti proses tata kelola sampah bisa dari hulu ke hilir.
Terkait dengan pendanaan, dia mengakui belum mengetahui, tetapi konteksnya terkait studi kelayakan, sehingga hasil rekomendasinya bisa dipakai dalam melakukan tata kelola sampah di Kabupaten Kudus.
Sementara itu, Penasihat Teknis Swedfund Karin Eberle Sophie Taintor mengungkapkan alasan memilih Kota Kudus karena merupakan salah satu kota yang dinilai pantas menjadi kota percontohan di tanah air.
Apalagi, lanjut dia, semua pihak juga sudah mengetahui permasalahan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Kudus akan dibantu untuk melihat secara keseluruhan.
"Apakah mengoptimalkan dan meminimalkan atau melakukan daur ulang sampah untuk diubah menjadi energi dan dimanfaatkan menjadi energi dengan pendekatan teknologi," ujarnya.
Nantinya, kata dia, pihaknya juga akan menggandeng konsultan yang pendanaannya dari Swedia.
"Kami hadir sebatas melakukan penyiapan dan memberikan rekomendasi hasil studi kelayakan dalam mengatasi permasalahan sampah di Kudus, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang," ujarnya.
Baca juga: Kampung Edukasi Sampah luncurkan program waste warrior
Baca juga: DLH DKI bangun pulau sampah di Kepulauan Seribu pada 2027
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: