Indonesia akan di peringkat kelima penerbangan dunia
5 Maret 2014 22:25 WIB
Kepadatan frekuensi penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta mendorong pemerintah mengalihkan 10 persennya ke Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Foto saat sejumlah penari menyambut kedatangan penerbangan perdana pesawat Citilink di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/1). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki kecenderungan menaik dan berdampak pada peningkatan pertumbuhan industri penerbangan nasional, di antaranya akan bisa menempatkan Indonesia pada peringkat kelima pasar penerbangan-domestik dunia.
Satu kekuatan penting Indonesia adalah besaran penduduknya, yang saat ini sekitar 240 juta jiwa dan luasan wilayahnya yang memerlukan sarana transportasi udara yang handal.
Ketua Asosiasi Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Arif Wibowo, di Jakarta, Rabu, menyatakan, jumlah pemakai jasa penerbangan domestik meningkat dua kali lipat dari 2008 menjadi 74,2 juta orang pada 2013; sedangkan pada jalur internasional mencapai 10,8 juta orang.
Pada 2015 --saat ASEAN menjadi Komunitas ASEAN-- diperkirakan pemakai jasa penerbangan domestik ini 100 juta dan 180 juta penumpang pada 2018.
"Ini akan membuat Indonesia sebagai negara peringkat lima besar dunia dalam pasar penerbangan domestik setelah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Brazil," kata dia, di Jakarta, Rabu.
Pada pembukaan konferensi internasional penerbangan yang digagas INACA itu, di Jakarta, hal ini menjadi fokus penting pertemuan industriawan penerbangan.
INACA menggelar konferensi internasional antara maskapai penerbangan nasional dengan mitra bisnisnya, meliputi institusi jasa keuangan dan pembiayaan penerbangan global, pada 5-6 Maret 2014.
Wibowo yang juga CEO Citilink pada pembukaan Indonesia's 1st Aircraft & Engine Leasing Summit menyatakan, forum ini penting mengingat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkutan udara di Asia dan Indonesia berkembang pesat.
Asia, dengan kawasan ASEAN dan terutama Indonesia telah menjadi kawasan dengan skala industri penerbangan yang tumbuh luar biasa. Khusus Indonesia, pertumbuhan industri penerbangan pada 2013 tercatat 15 persen dan tetap stabil setelah bertahun-tahun.
Indonesia dalam kajian McKinsey & Co, akan menjadi ekonomi ketujuh dunia pada 2030 dengan 90 juta warga bepergian melalui jalur udara setahun. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang seluruh warga negara Prancis saat ini, sekitar 77 juta orang.
Satu kekuatan penting Indonesia adalah besaran penduduknya, yang saat ini sekitar 240 juta jiwa dan luasan wilayahnya yang memerlukan sarana transportasi udara yang handal.
Ketua Asosiasi Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Arif Wibowo, di Jakarta, Rabu, menyatakan, jumlah pemakai jasa penerbangan domestik meningkat dua kali lipat dari 2008 menjadi 74,2 juta orang pada 2013; sedangkan pada jalur internasional mencapai 10,8 juta orang.
Pada 2015 --saat ASEAN menjadi Komunitas ASEAN-- diperkirakan pemakai jasa penerbangan domestik ini 100 juta dan 180 juta penumpang pada 2018.
"Ini akan membuat Indonesia sebagai negara peringkat lima besar dunia dalam pasar penerbangan domestik setelah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Brazil," kata dia, di Jakarta, Rabu.
Pada pembukaan konferensi internasional penerbangan yang digagas INACA itu, di Jakarta, hal ini menjadi fokus penting pertemuan industriawan penerbangan.
INACA menggelar konferensi internasional antara maskapai penerbangan nasional dengan mitra bisnisnya, meliputi institusi jasa keuangan dan pembiayaan penerbangan global, pada 5-6 Maret 2014.
Wibowo yang juga CEO Citilink pada pembukaan Indonesia's 1st Aircraft & Engine Leasing Summit menyatakan, forum ini penting mengingat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkutan udara di Asia dan Indonesia berkembang pesat.
Asia, dengan kawasan ASEAN dan terutama Indonesia telah menjadi kawasan dengan skala industri penerbangan yang tumbuh luar biasa. Khusus Indonesia, pertumbuhan industri penerbangan pada 2013 tercatat 15 persen dan tetap stabil setelah bertahun-tahun.
Indonesia dalam kajian McKinsey & Co, akan menjadi ekonomi ketujuh dunia pada 2030 dengan 90 juta warga bepergian melalui jalur udara setahun. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang seluruh warga negara Prancis saat ini, sekitar 77 juta orang.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: