Moskow (ANTARA News) - Majelis tinggi parlemen Rusia atau Dewan Federasi Rusia mengusulkan legislasi bagi pembekuan aset perusahaan-perusahaan Uni Eropa dan Amerika Serikat yang beroperasi di Rusia jika sanksi internasional jadi dikenakan kepada Rusia, kata ketua Komisi Legislasi Konstitusi dan Masalah Hukum, Andrei Klishas.
"Setiap sanksi seharusnya resiprokal (timbal balik), maka itu kami menginginkan undang-undang yang bisa mengurangi peluang yang dimiliki presiden dan pemerintah," kata Klishas kepada wartawan seperti dikutip kantor berita ITAR-TASS.
Dia mengaku akan meminta Ketua DPR untuk memerintahkan tiga komisi agar membuat rancangan undang-undang dan berjanji untuk mendiskusikan soal inidengan para ketua majelis rendah.
Sementara itu di pasar keuangan Rusia, pemerintah negeri itu pada 3 Maret lalu telah melepas 11,3 miliar rubel cadangan devisanya untuk menyangga mata uang Rusia ini dari akibat apa yang disebut "Senin Hitam" ketika rubel dihantam tekanan jual bessr-besaran menyusul konflik di Ukraina.
Bank sentral Rusia telah menjual cadangan devisanya untuk membeli rubel dan mencegah mata uang Rusia ini dari kejatuhan lebih dalam lagi, setelah pasar bereaksi panik atas persetujuan parlemen Rusia kepada permintaan Presiden Vladimir Putin untuk menggelar aksi militer di Ukraina, demikian Reuters.
Rusia ingin bekukan asset AS dan Uni Eropa
5 Maret 2014 18:57 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat jumpa pers menyusul krisis negerinya dengan Ukraina dan Barat perihal Semenanjung Krimea (Reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: