"Indonesia saat ini memiliki mayoritas populasi dalam usia kerja untuk dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran bagi Indonesia," kata Representatif UNFPA untuk Indonesia Hassan Mohtashami dalam Peringatan Hari Kependudukan Dunia di Serang, Senin.
Ia juga menyebutkan saat ini Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai hal baik di bidang kependudukan, salah satunya dalam bidang data kependudukan inklusif yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Baca juga: Usia produktif perlu bekerja di sektor layak demi raih bonus demografi
Baca juga: Wamenkes dorong akademisi riset lansia guna atasi persoalan demografi
Untuk bisa menjadi negara maju, lanjut dia, hal-hal baik yang diwariskan oleh pemerintahan yang sekarang harus bisa dijaga dan dikembangkan oleh pemerintahan selanjutnya, bahkan hingga 30 tahun yang akan datang.
"Kalau Indonesia mempraktikkan secara terus menerus, apa yang dilakukan selama 10-12 tahun terakhir, kami merasa tidak ragu bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk bisa menjadi negara maju. Anda hanya perlu memastikan prospek, visi, dan legacy kepemimpinan saat ini untuk dapat dirasakan hingga 10-20-30 tahun ke depan," tegasnya.
Sementara, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo mengatakan kondisi Indonesia pada saat ini mirip dengan kondisi Jepang pada 1950 yang lalu, yang membawa negara tersebut melejit menjadi negara maju pada 1970.
Sementara, lanjutnya, hal yang sama juga terjadi dengan Hongkong pada 1982, Singapura pada 1991, serta Korea Selatan pada 2000.
Untuk itu, Hasto mengajak seluruh pihak untuk tidak takut dalam berjuang dan bersusah payah bersama-sama di masa-masa seperti ini, guna mencapai Indonesia Emas 2045.
Baca juga: BSKDN tegaskan pemanfaatan bonus demografi atasi kemiskinan ekstrem
Baca juga: Kepala BKKBN beri pesan pemuda jangan sampai menua sebelum kaya