Surat terinfeksi kuman pes ditujukan ke menteri Prancis
29 Juli 2024 13:58 WIB
Ilustrasi - Ilustrasi - Tikus penyebab pes. Wabah pes merupakan penyakit bakteri yang ditularkan melalui kutu yang hidup di tikus liar. Penyakit itu dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak langsung ditangani, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ANTARA FOTO/Liem Mahesa Putra/hp/aa.
Moskow (ANTARA) - Polisi Prancis sedang menyelidiki surat mencurigakan yang terinfeksi kuman penyebab penyakit pes atau sampar yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, media Prancis melaporkan pada Minggu.
Sebuah amplop berisi bubuk hitam ditemukan di pusat penyortiran surat di dekat kota Dijon, La Parisien melaporkan.
Tes awal mengungkapkan bubuk itu positif mengandung kuman pes.
Bubuk itu telah dikirim ke Universitas Louis Pasteur untuk pengujian lebih lanjut.
Pes atau sampar adalah penyakit menular yang berpotensi mengancam jiwa yang menyerang manusia dan mamalia lainnya. Penyakit itu membunuh jutaan orang Eropa pada Abad Pertengahan.
Wabah pes merupakan penyakit bakteri yang ditularkan melalui kutu yang hidup di tikus liar. Penyakit itu dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak langsung ditangani, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
sumber: Sputnik
Baca juga: Kereta api cepat Prancis alami sabotase beberapa jam sebelum Olimpiade
Baca juga: Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade
Sebuah amplop berisi bubuk hitam ditemukan di pusat penyortiran surat di dekat kota Dijon, La Parisien melaporkan.
Tes awal mengungkapkan bubuk itu positif mengandung kuman pes.
Bubuk itu telah dikirim ke Universitas Louis Pasteur untuk pengujian lebih lanjut.
Pes atau sampar adalah penyakit menular yang berpotensi mengancam jiwa yang menyerang manusia dan mamalia lainnya. Penyakit itu membunuh jutaan orang Eropa pada Abad Pertengahan.
Wabah pes merupakan penyakit bakteri yang ditularkan melalui kutu yang hidup di tikus liar. Penyakit itu dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak langsung ditangani, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
sumber: Sputnik
Baca juga: Kereta api cepat Prancis alami sabotase beberapa jam sebelum Olimpiade
Baca juga: Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade
Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags: